Them (2006)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh-2HiZ31-0raU11Li3MhQwxqj7F4ZMRAC1xICK0rRQHXgBKwsm5DNK9x3bFcHDa6s32x2OWxpnihuvurO4sABEs3b3i2HgDDZ4siNTZxRxHvxmRClf5YB9orfMrm8F-0vtH4FP1jL1_4/s1600/Ils.jpeg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGO4luFkBu4I_Lksl886yg_qUMtO9M5S83P8Tl4Rb5Gb0PMy1yLilMmiHzOU4TMKLh1oGzwDvqRSwypRIZ6_EyUl8h_gbMFHUCzPIZFb_auRtcO_Er3q89JL5-SrvGQm01el3sH4s4blY/s1600/Ils10.jpeg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQt-bYioa336ssN1bxtMTlWKr5h1jgc1EjXGvWq6K3McDUiKKq88BSjZnNXjGaebatHXB7nSax67lLjeWgh7Y4UoidhMzbYz_k3gcEwyZ6cVwqtkmk8Flk5N3TGzyq8eH4n67cIvAO-fY/s1600/Ils1.jpeg)
Film ini dibuka dengan adegan seorang wanita dengan putrinya sedang mengendarai mobil di jalanan yang sepi pada malam hari. Terlihat mereka sedikit cekcok hingga tanpa sadar sang ibu menabrakkan mobilnya ke pohon. Ketika sang ibu mengecek mesin mobilnya, putrinya khawatir karena ibunya tidak kelihatan sama sekali. Sang ibu pun menghilang. Dengan perasaan ketakutan, sang putri kembali ke mobil. Tiba-tiba dia dikejutkan oleh suara berisik dan seketika jendela mobilnya dilempari lumpur. Dengan panik dia menelepon polisi namun lehernya malah dicekik dari belakang hingga dia tewas. Lalu cerita pun berputar kepada
Clémentine (
Olivia Bonamy), seorang guru di sebuah Sekolah Perancis di
Bucharest, Romania. Clémentine tinggal bersama suaminya yang seorang penulis,
Lucas (
Michael Cohen), di sebuah tempat yang jauh dari kota, tak jauh dari tempat kejadian pembunuhan ibu dan anak malam sebelumnya. Mereka hidup tenang di rumah besar mereka tersebut. Namun suatu malam, mereka dikejutkan oleh suara aneh yang berisik. Ternyata mereka tidak sendirian di rumah tersebut. Mereka pun mendapat teror mengerikan sepanjang malam tersebut.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4-ZNUiE1TqpK7-w0vHb4cEw5ew71CPSR2C4FWNS6B8K30dTMPvf3BaVzGADDmgcd4hmJpuZOsNwZPEEg-a_0oazLv_R4UWPoROkM6q7DlyAqhpwn9YU6P7YQe-WlUVCBuR3Fv60gGEBM/s1600/Ils4.jpg)
Film yang (katanya) berdasarkan kisah nyata yang terjadi di Rumania ini merupakan rekomendasi teman saya yang penikmat film
thriller, horror, suspense dan
crime ketika saya meminta film dengan
pace cepat dan durasi yang tidak begitu lama. Jadilah dia menyarankan saya menonton
Ils. Oh, ya kenapa saya bilang tadi film ini katanya berdasarkan kisah nyata? Karena dari yang saya baca, tidak ada info valid tentang hal yang berhubungan dengan kisah yang disajikan dalam film ini dan beberapa sumber juga meragukannya. Namun, terlepas dari nyata atau tidak, kisah yang disajikan dalam film ini cukup creepy dan menegangkan. Pacenya yang cepat nyaris tak memberi ruang sedikit pun untuk mencerna apa yang terjadi, terutama ketika teror dimulai sehingga sepanjang film kita jadi bertanya-tanya,
“apa yang sebenarnya terjadi?”.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPGdx9_jSfA-I0ous5luPB9iebzz_XiTyTiUjjctZUr78SfbWWO310iWRU1b-soZRbceNGipp9dCkYgD5KaQh4fgcMHlmb8oS4Pcbdut_iaEJAlU2u3GQQcIYbA4qNVTfAS-pb8wjwg5A/s1600/Ils6.jpg)
Unfortunately, Ils is underrated. Apalagi ketika film ini selalu dibanding-bandingkan dengan film buatan Hollywood
; The Strangers yang mempunyai premis serupa, yang muncul dua tahun kemudian dibanding
Ils. Bisa jadi karena Ils bukan film produksi Hollywood, sehingga film
ini tidak begitu terdengar gaungnya. Atau mungkin juga karena scriptnya yang terbilang
cheesy untuk sebuah film horor. Ya, kekurangan terbesar film ini terdapat pada plot ceritanya yang kurang solid, bahkan mungkin nyaris tidak ada,
karena memang penonton hanya disuguhkan aksi ketegangan, ketakutan dan
kengerian belaka dalam rentang waktu 74 menit. Sehingga ketika film berakhir pun, tanda tanya besar
"Kenapa?" masih terus menghantui kita.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLSzeXzwZM_wNFSpJV3u914eLzQprnK7v_j0nUKC9Uob93H71oLjjDmNZaMRb0Eq5XKKl4_DfaMu6k405ozRsGio9I2ISGibUa-5eO1ghmGYhpT279upDvNoLf6bgEbTiUq6q6g-NHpzc/s1600/Ils2.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNNwqHfbsi4hiIMHvFtTs-twhXP65RIuMsY2KlR1XpqWI-JSP8mVwU41SjAXXCS4aeijLiKwpXG67tNUU8WdxSa7UMJKo_POZYHRCpDx8ZbBC6SIVAMiQnh7TfEaG35mkvqdZHEKICAs8/s1600/Ils11.jpg)
Namun, dibalik kekurangannya tersebut,
Ils tetap menyajikan sajian thriller horor yang mencekam, penuh ketegangan dan menimbulkan rasa takut dan rasa tidak nyaman. Bagaimana tidak, film
ini membuat kita merasa tidak nyaman bahkan ketika berada di
rumah sendiri dan menyadari betapa seseorang dapat sangat berbahaya,
siapa pun dia. Bahkan kejadian yang dialami kedua karakter dalam film ini, bisa menimpa siapa saja dalam kehidupan nyata. Dengan hanya bersetting dalam ruang lingkup sempit, namun tensi ketegangan film ini malah semakin lama semakin memuncak. Didukung oleh pergerakan kamera yang bagus serta perpaduan
visual, cahaya, suara-suara seperti langkah kaki, suara
gesekan dan bunyi-bunyian aneh lainnya, membuat film ini seakan menjadi teror psikologis
tersendiri bagi para penonton. Belum lagi tampilan rumah Clémentine dan Lucas
yang memang sudah terlihat begitu menyeramkan. Saya jadi bertanya-tanya,
kenapa pasangan tersebut membeli rumah yang begitu besar di daerah
terpencil begitu?. Rumah itu terlalu besar untuk mereka berdua sehingga
terlihat menyeramkan, apalagi dengan banyaknya ruangan dan lorong-lorong. Tapi sepertinya hal tersebut memang disengaja (walau tanpa penjelasan yang pasti) untuk menciptakan atmosfir menyeramkan. Dan atmofir tersebut semakin terasa ketika ending. Endingnya.. ya.. saya cukup shock dengan endingnya, namun saya menyukai trik endingnya yang bagus. Satu lagi yang saya suka dari film ini adalah tidak adanya
sex scene seperti film-film horor kebanyakan. Ini merupakan suatu hal yang jarang sekali terjadi, mengingat sex scene menjadi salah satu adegan yang sangat dinanti bahkan menaikkan popularitas suatu film horor khususnya. Saya pernah membaca sebuah komen (lupa
dimana), yang mengatakan bahwa kecewa karena tidak adanya sex scene dalam film ini sehingga si pengomentar tersebut menjadi tidak menyukai film ini.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5Yr-ARQigYQQSnOUlKXEEEDbRisbd83QKOGL2wIBO3Qeqd-tf7Q-LmNgCp0wfGBFC6zrTJIa1C531Lp0lhWm3A31mLJNjjZrJcueTJGCofVS-TLOJOAdWCTSkI4936_q9CCyCqbrTWxQ/s1600/Ils3.jpg)
Film ini semakin menarik karena
chemistry kuat antara kedua pemain utamanya,
Olivia Bonamy dan
Michaël Cohen. Mereka berdualah yang memegang kendali film ini. Tanpa akting ciamik mereka berdua, mungkin
feel dari film ini tidak akan mengena. Akting
mereka pun semakin solid karena didukung dengan akting pemain lainnya yang
walaupun hanya tampil beberapa menit namun penampilan mereka cukup
mencuri perhatian.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL0hHH_WlMvZ0SdVZ1vUJH33qMC_8i4vToSv_HmmSToRbguFlI9NZhJ70fXghwCCZeLm_onWlQmjr3aDnZFqijkGh9hY75WKEQ9vmq88w5LNLY3X61pOBr97GENGZKepzwzNZNVUhiYKg/s1600/Ils13.jpg)
Akhirnya, Ils bisa menjadi salah satu alternatif tontonan thriller horor yang mencekam. Walau bukan film yang sempurna dan masih banyak kekurangan dimana-mana, namun jika hanya ingin merasakan sensasi horor tanpa terpengaruh jalan ceritanya yang
cheesy, Ils adalah sajian horor
recommended.
No comments:
Post a Comment