Amour (2012)
Amour (2012)
Drama
|
Romance
Director:
Michael Haneke
Release date(s): 20 May 2012 (Cannes), 24 October 2012 (France)
Running time:127 minutes
Country: Austria, France, Germany
Language: French
Release date(s): 20 May 2012 (Cannes), 24 October 2012 (France)
Running time:127 minutes
Country: Austria, France, Germany
Language: French
Starring:
Georges (Jean-Louis Trintignant) dan Anne (Emmanuelle Riva) adalah pasangan suami istri yang telah berusia lanjut. Mereka adalah pensiunan guru musik. Putri mereka juga seorang musisi dan tinggal bersama keluarganya di luar negeri. Suatu hari, Anne terkena stroke dan kehidupan mereka pun berubah seketika.
Jika melihat judulnya, Amour, pastilah kita akan berpikiran tentang film yang menyajikan kisah cinta sepasang kekasih. Tapi begitu menonton bagian awal filmnya, pikiran tersebut akan sirna. Amour sendiri justru menyajikan kisah menyakitkan dan kelam dari cinta. Kesinisan tentang cinta dan kasih sayang tergambar jelas hampir dalam keseluruhan film ini. Ditambah dengan bumbu-bumbu kesedihan, membuat Amour menjadi sajian komplit kisah cinta yang miris dan tragis. Haneke menggambar setiap adegan terasa begitu real. Beginilah memang (mungkin) kehidupan yang sebenarnya, bukan seperti kisah dalam film drama romantis yang selalu indah dan berakhir happy ending.
Haneke menyelipkan pesan-pesan lewat simbol-simbol yang ada dalam film ini, seperti lukisan dan burung merpati. Jika kita tidak tahu budaya Eropa, tepatnya Perancis, mungkin akan sulit menerjemahkan simbol-simbol tersebut, seperti saya sendiri yang masih menerka-nerka apa maksud terselubung yang ingin disampaikan oleh Haneke. Ya, skenario film ini mungkin menyebalkan tetapi sinematografinya begitu indah dan jalan ceritanya juga dieksekusi dengan begitu indah pula.
Sayangnya, dengan durasi panjang dan tempo super lambat nan monoton, membuat penonton akan mati kebosanan menyaksikan ruang lingkup yang juga disajikan terbatas dalam film ini. Jika tak terbiasa menonton film seperti ini, pastilah anda akan segera menyerah di paruh waktu pertama. Saya sendiri nyaris ingin segera mengakhiri film ini jika bukan karena penampilan ciamik yang diperlihatkan oleh kedua pemain utamanya, Jean-Louis Trintignant dan Emmanuelle Riva. Kedua pemain tersebut mampu menampilkan penampilan yang sangat emosional dan memukau. Tantangan terbesar mungkin ada pada Riva yang harus benar-benar terlihat seperti orang yang terkena stroke. Namun, Trintignant mempunyai tantangan yang sama besarnya menghadirkan karakter Georges yang dipenuhi rasa cemas, takut, emosional namun berusaha untuk bertahan dalam tekanan yang luar biasa sakit.
Overall, Amour merupakan film bagus yang mampu mengaduk-aduk emosi penonton dengan memadukan rasa cinta, kasih, sedih, benci, bahkan frustasi melebur menjadi satu. Namun, Amour jelas bukan film yang akan mudah disukai oleh semua orang.
No comments:
Post a Comment