The Celebration (1998)
Festen (1998)
The Celebration
The Celebration
Drama
Director: Thomas Vinterberg
Music: Lars Bo Jensen
Release date(s): May 1998 (Cannes)
19 June 1998 (Denmark)
Running time: 105 minutes
Country: Denmark
Language: Danish
Music: Lars Bo Jensen
Release date(s): May 1998 (Cannes)
19 June 1998 (Denmark)
Running time: 105 minutes
Country: Denmark
Language: Danish
Starring:
Ulrich Thomsen
Henning Moritzen
Thomas Bo Larsen
Paprika Steen
Birthe Neumann
Trine Dyrholm
Akhirnya, Festen menjadi drama klasik keluarga yang terlihat emosional dan lugas dalam menyampaikan maknanya. Dan dengan style Dogme 95-nya, Festen telah menjadi sebuah trademark baru dalam sejarah film. Amazing!
Ulrich Thomsen
Henning Moritzen
Thomas Bo Larsen
Paprika Steen
Birthe Neumann
Trine Dyrholm
Keluarga Kingenfelt yang terpandang dan terhormat, berkumpul untuk merayakan ulang tahun kepala keluarga tersebut, Helge (Henning
Moritzen) yang ke-60. Perayaan tersebut dihadiri oleh anak, cucu, menantu dan seluruh kerabat. Christian (Ulrich Thomsen), si anak sulung, tiba-tiba menguak sebuah rahasia keluarga yang menggegerkan seluruh orang di pesta tersebut. Perayaan yang seharusnya menjadi momen menyenangkan tersebut mendadak menjadi absurd dan penuh kejutan.
Awalnya, kita mungkin akan mengira bahwa fim ini hanya berkisah tentang reuni sebuah keluarga pada perayaan ulang tahun sang ayah. Namun, bukan cuma itu saja yang akan diceritakan dalam film berdurasi 105 menit ini. Bahkan perayaan yang dimaksud pun bukanlah perayaan biasa, melainkan seperti perayaan yang penuh kejutan tentang konflik sebuah keluarga yang dibiarkan terkubur selama bertahun-tahun. Lewat sebuah pernyataan seorang anak tertua dalam keluarga Kingenfelt tersebut, saru demi satu rahasia keluarga pun terbongkar. Lebih tragisnya hal itu terjadi di tengah jamuan makan malam perayaan ulang tahun sang ayah. Vinterberg dengan cerdasnya merubah sebuah plot cerita yang biasa dan sering kita tonto menjadi sajian cerita yang gelap dan suram, lugas, meluap-luap dan dibalut sedikit dark comedy. Dengan gamblangnya, Vinterberg menunjukkan pada penontonnya tentang kejujuran yang ditampilkan dalam film ini. Dan mau tidak mau, kita dipaksa untuk bertahan menyaksikan film ini.
Kejujuran itu semakin tampak takkala Vinterberg membuat gebrakan baru dalam dunia perfilman dengan menciptakan style Dogme 95. Festen merupakan film pertama yang dibuat dengan Dogme 95. Aturan baku style Dogme 95 adalah penggunaan cahaya alami, kamera di tangan yang menghasilkan gambar bergoyang-goyang dan cukup membuat pusing mata yang melihatnya, resolusi gambar yang kasar dan jauh dari kesan sempurna maupun artisitik, justru mampu membuat adegan yang terlihat nyata dan real. Lihat saja pada adegan pestanya yang seolah-olah membuat penonton sedang berada langsung di pesta tersebut. Lalu lihat juga akting para pemainnya yang seperti sedang tidak berakting, malah seperti tak ada yang tahu bahwa mereka sedang disorot atau disyuting. Yang membuat film ini semakin terlihat real adalah tidak adanya back sound yang ciptakan dengan sengaja. Yang menjadi back sound justru berasal dari iringan musik yang memang langsung dimainkan pemain musik di adegan pesta tersebut. Tentu, Vinterberg melakukan ini karena ingin membuat filmnya terlihat real dan mendekatkan rasa emosional penonton dengan para karakter masing-masing di film ini.
Awalnya, kita mungkin akan mengira bahwa fim ini hanya berkisah tentang reuni sebuah keluarga pada perayaan ulang tahun sang ayah. Namun, bukan cuma itu saja yang akan diceritakan dalam film berdurasi 105 menit ini. Bahkan perayaan yang dimaksud pun bukanlah perayaan biasa, melainkan seperti perayaan yang penuh kejutan tentang konflik sebuah keluarga yang dibiarkan terkubur selama bertahun-tahun. Lewat sebuah pernyataan seorang anak tertua dalam keluarga Kingenfelt tersebut, saru demi satu rahasia keluarga pun terbongkar. Lebih tragisnya hal itu terjadi di tengah jamuan makan malam perayaan ulang tahun sang ayah. Vinterberg dengan cerdasnya merubah sebuah plot cerita yang biasa dan sering kita tonto menjadi sajian cerita yang gelap dan suram, lugas, meluap-luap dan dibalut sedikit dark comedy. Dengan gamblangnya, Vinterberg menunjukkan pada penontonnya tentang kejujuran yang ditampilkan dalam film ini. Dan mau tidak mau, kita dipaksa untuk bertahan menyaksikan film ini.
Kejujuran itu semakin tampak takkala Vinterberg membuat gebrakan baru dalam dunia perfilman dengan menciptakan style Dogme 95. Festen merupakan film pertama yang dibuat dengan Dogme 95. Aturan baku style Dogme 95 adalah penggunaan cahaya alami, kamera di tangan yang menghasilkan gambar bergoyang-goyang dan cukup membuat pusing mata yang melihatnya, resolusi gambar yang kasar dan jauh dari kesan sempurna maupun artisitik, justru mampu membuat adegan yang terlihat nyata dan real. Lihat saja pada adegan pestanya yang seolah-olah membuat penonton sedang berada langsung di pesta tersebut. Lalu lihat juga akting para pemainnya yang seperti sedang tidak berakting, malah seperti tak ada yang tahu bahwa mereka sedang disorot atau disyuting. Yang membuat film ini semakin terlihat real adalah tidak adanya back sound yang ciptakan dengan sengaja. Yang menjadi back sound justru berasal dari iringan musik yang memang langsung dimainkan pemain musik di adegan pesta tersebut. Tentu, Vinterberg melakukan ini karena ingin membuat filmnya terlihat real dan mendekatkan rasa emosional penonton dengan para karakter masing-masing di film ini.
Ya, para karakter dalam film ini memang sangat kuat, unik dan khas. Terima kasih untuk para pemainnya yang mampu memainkan tiap karakter tersebut menjadi begitu terlihat 'wah' dan keren. Akting mereka terlihat spontan dan natural. Ulrich Thomsen, Henning Moritzen, Thomas Bo Larsen, Paprika Steen, Birthe Neumann, dan Trine Dyrholm menampilkan akting yang gemilang. Karakter favorit saya adalah Helene yang diperankan oleh Paprika Steen. Dan scene yang paling saya suka adalah ketika dia bersama si resepsionis, Lars (Lars Brygmann) mendapat suatu pesan yang tersembunyi di kamar saudarinya yang mati bunuh diri, Linda.
Akhirnya, Festen menjadi drama klasik keluarga yang terlihat emosional dan lugas dalam menyampaikan maknanya. Dan dengan style Dogme 95-nya, Festen telah menjadi sebuah trademark baru dalam sejarah film. Amazing!
No comments:
Post a Comment