A Hijacking (2012)
Kapringen (2012)
A Hijacking
Drama
|
Thriller | Suspense
Director:
Tobias Lindholm
Release date(s): 3 September 2012 (Venice)
20 September 2012 (Denmark)
Running time: 99 minutes
Country: Denmark
Language: Danish
Release date(s): 3 September 2012 (Venice)
20 September 2012 (Denmark)
Running time: 99 minutes
Country: Denmark
Language: Danish
Starring:
Kapal kargo MV Rozen Denmark dibajak oleh perompak Somalia di samudra Hindia. Para perompak meminta uang tebusan jutaan dolar. Peter C. Ludvigsen (Søren Malling) sebagai boss perusahaan kapal kargo tersebut, memutuskan untuk menyembunyikan kasus tersebut dari pihak luar. Dengan bantuan tangan kanannya, Lars Ve (Dar Salim), mereka meminta bantuan ahli untuk bernegoisasi. Negoisasi itu dilakukan via telepon dengan negoisator pembajak bernama Omar (Abdihakin Asgar) yang menyuruh juru masak kapal, Mikkel Hartmann (Johan Philip Asbæk) untuk berunding dengan Peter. Negoisasi tidaklah serta merta berlangsung mulus dan para sandera harus berjuang bertahan hidup dalam pertarungan hidup dan mati di kapal yang terbajak tersebut.
Sederhana,
fokus, mencekam, dan mengasyikkan. Kata-kata tersebut sangat pantas
diberikan untuk Kapringen (A Hijacking). Film ini mampu memberikan sentuhan thriller
yang mencekam, menegangkan dan membuat frustasi yang menontonnya. Film
ini pun tetap konsisten dengan alur ceritanya meski terkesan sedikit
lambat. Dengan setting yang tidak banyak dan lebih fokus pada dua tempat
berbeda, kapal yang dibajak dan perusahaan kapal tersebut, tidak serta
merta membuat film ini menjadi membosankan. Justru penonton semakin
merasakan ikatan kuat dengan para karakter di dalamnya sembari
membayangkan langsung jika hal tersebut terjadi pada diri kita sendiri.
Lindholm sengaja memainkan emosi penontonnya secara terfokus. Kecemasan
dan ketegangan silih berganti dalam tiap adegan dalam film ini. Namun
Lindholm juga pandai memberikan sedikit ruang kelegaan dan kebahagiaan
dalam adegannya, seperti ketika para perompak itu sedikit berbincang,
bercanda bahkan menyanyi bersama dengan para sandera.
Namun, apa yang digambarkan dalam film ini bukan hanya soal pembajakan kapal, tapi juga tentang para kru kapal,
situasi yang mereka dapatkan dan hubungan mereka dengan perusahaan
kapal, dan tanggung jawab uang tebusan untuk keselamatan para sandera. Kita akan melihat bagaimana suasana negoisasi yang terasa lama dan berbelit-belit. Di satu sisi kita merasa pihak perusahaan seperti kurang bertanggung jawab dengan menutupi kasus tersebut dari pihak luar, tapi di sisi lain kita pun akan melihat betapa sulitnya posisi mereka (pihak perusahaan) mengatasi permasalahan tersebut. Lindholm seperti sengaja membiarkan penonton mempunyai interpretasi tersendiri terhadap jalan ceritanya.
Salah satu hal yang unik dalam film ini adalah pembicaraan para perompak yang tidak
diterjemahkan sama sekali sehingga kita tidak tahu apa yang mereka
bicarakan. Dalam hitungan menit mereka bisa berubah dari yang tenang, bercanda, tertawa
tiba-tiba marah dan murka tanpa alasan yang jelas sambil menodongkan
senjata ke arah sandera. Hal inilah
yang sebenarnya dialami oleh para awak kapal yang disandera. Secara
tidak langsung, penonton sengaja di tempatkan di posisi para sandera
tersebut untuk dapat merasakan apa yang mereka alami di posisi seperti
itu. Film yang sukses menaikkan tensi anda dan membuat anda seperti
merasakan langsung yang dialami para karakter dalam film ini.
Dengan kata lain, film ini berusaha untuk menggambarkan rasa teror yang
dialami para awak kapal yang kapalnya dibajak oleh para perompak.
Kapringen memang tidak menawarkan scene aksi besar nan hebat yang dibalut oleh
scoring musik yang dramatis. Film ini juga bukanlah sebuah melodrama,
hanya menampilkan beberapa scene tentang anggota keluarga para kru kapal
yang dibajak tersebut. Itu pun bukanlah adegan cengeng, melainkan
adegan yang memang seharusnya memang ada jika anggota keluarga kita
mengalami nasib yang sama. Selain itu, penonton diajak untuk menyaksikan
interaksi antara perompak dan kru kapal, bagaimana hubungan yang
terbangun namun akhirnya tiba-tiba harus hancur lagi, benar-benar sangat
emosional.
Tak bisa dipungkiri, satu kunci kesuksesan sebuah film karena permainan bagus para aktor dan aktrisnya. Søren Malling-lah yang menjadi juru kunci kesuksesan Kapringen ini. Karakternya sebagai Peter dengan wajah tenangnya yang dingin dan tampak bisa mengendalikan segalanya dengan baik memang menjadi karakter yang brilliant. Johan Philip Asbæk yang berperan sebagai Mikkel juga menampilkan performa gemilang. Baik Malling maupun Asbæk sama-sama mampu menampilkan karakter yang ekspresif dalam diam namun tersiksa dalam rasa frustasi menunggu ketidakpastian. Simaklah pertanyaan frustasi Mikkel berikut ini kepada Peter, “Why don’t you want to help us?”. Tentu, kita pun akan berpikiran sama seperti Mikkel, kenapa?. "Why isn’t the company paying the ransom? Don’t they care about their crew? Don’t the lives of these people matter?". Kembali lagi seperti yang sudah saya tulis di atas, bahwa kita akan diajak melihat tidak hanya dari satu sisi saja, melainkan dari dua sisi berbeda, sehingga penonton dibebaskan untuk berinterpretasi masing-masing. Satu hal lagi yang menarik dalam film ini adalah Gary Skjoldmose Porter, pemeran Connor Julian, negosiator yang sengaja disewa untuk berunding dengan para perompak, ternyata bukanlah seorang aktor, melainkan memang seorang konsultan keamanan perusahaan di dunia nyata.
Kapringen memang bukanlah sebuah film action dimana ada karakter baik dan jahat yang berlaga. Kapringen hanyalah gambaran tentang ketegangan dan teror suatu tindakan. Film ini juga
tidak sedramatis film-film versi Hollywood yang mempunyai tema sama. Dan twist di
ending mempunyai ironi gelap yang tidak akan ditemui di sebuah film
mainstream. Jelas, Kapringen adalah sebuah drama thriller psikologis yang berkualitas dan menguras emosi. It's a tense watch.
No comments:
Post a Comment