The Hunt (2012)
Jagten (2012)
The Hunt (2012)
Drama
Director:
Thomas Vinterberg
Music:
Nikolaj Egelund
Release date(s): 20 May 2012 (Cannes)
10 January 2013 (Denmark)
Running time: 115 minutes
Country: Denmark
Language: Danish
Release date(s): 20 May 2012 (Cannes)
10 January 2013 (Denmark)
Running time: 115 minutes
Country: Denmark
Language: Danish
Starring:
Lucas (Mads Mikkelsen)
adalah seorang pria yang bekerja di sebuah taman kanak-kanak di sebuah
kota kecil. Hidupnya seperti orang kebanyakan di kota tersebut. Dia
menikmati hidupnya dengan senang dan anak-anak di tempatnya bekerja
senang bermain dengannya. Hal tersebut malah kontras dengan kehidupan
pribadinya dimana dia bercerai dengan istrinya dan tidak mendapatkan hak
asuh atas putranya, Marcus (Lasse Fogelstrøm). Namun kehidupannya yang normal tersebut
mendadak berubah total tatkala dia dituduh melecehkan salah seorang
siswi di tempatnya bekerja. Lebih tragis lagi, Klara, anak perempuan tersebut adalah putri sahabat baiknya, Theo (Thomas Bo Larsen).
Klara yang kesepian karena orang tuanya sering bertengkar, sering pergi bersama Lucas ke sekolah. Klara juga sering menanyakan anjing kepunyaan Lucas karena dia menyukainya. Kedekatan tersebut membuat semua warga percaya atas apa yang dilakukan Lucas pada Klara. Terlebih lagi ucapan pelecehan tersebut langsung dari mulut Klara sendiri, yang dikenal tidak pernah berbohong dan memiliki daya imajinasi tinggi. Seketika hidup Lucas hancur berkeping-keping.
Klara yang kesepian karena orang tuanya sering bertengkar, sering pergi bersama Lucas ke sekolah. Klara juga sering menanyakan anjing kepunyaan Lucas karena dia menyukainya. Kedekatan tersebut membuat semua warga percaya atas apa yang dilakukan Lucas pada Klara. Terlebih lagi ucapan pelecehan tersebut langsung dari mulut Klara sendiri, yang dikenal tidak pernah berbohong dan memiliki daya imajinasi tinggi. Seketika hidup Lucas hancur berkeping-keping.
Jagten (The Hunt) bukanlah tipe drama ringan. Ceritanya begitu berat, suram dan kelam, terlihat kontras dengan sinematografinya yang indah. Premisnya memang sederhana dan sempit, namun Vinterberg sukses membawa
penonton merasakan sensasi penuh emosi, tekanan dan intimidasi yang
berat selama film ini berlangsung. Konfliknya dibangun tanpa terburu-buru dan memang cenderung
lambat, namun mampu membuatnya terasa real. Vinterberg
sangat pintar membuat para penonton seperti ikut serta dalam konflik
demi konflik yang terjadi dan menghadirkan kegelapan yang suram sehingga
mau tidak mau ikut jatuh ke jurang kegelapan tersebut. Antara marah, kesal,
benci, haru, sedih, semuanya bercampur baur menjadi satu.
Akting Mikkelsen jelas menjadi point utama dalam film ini. Ya, akting jempolan Mikkelsen memang menjadi kunci utama kesuksesan film ini. Tanpa akting yang baik, sebuah script yang bagus belum tentu membuat sebuah film menjadi bagus juga. Gesture yang ditampilkan Mikkelsen sudah mewakili emosi terdalam dari seorang Lucas yang harus dihadapkan pada kenyataan pahit untuk berjuang sendirian melawan segala diskriminasi yang dialamatkan padanya. Lucas (dipaksa) untuk kehilangan hampir semua yang dia miliki. Penonton diajak ikut serta menyaksikan menit demi menit yang menyesakkan tanpa diberi kesempatan untuk merasa iba sedikit pun. Terkadang kita jadi bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana jika hal tersebut terjadi pada kita? Apa yang akan kita lakukan? Bisakah kita setegar Lucas?”
Jagten sendiri seperti memaknai bahwa hidup ini layaknya sebuah perburuan, dimana kita yang memburu atau justru kita yang diburu. Jagten memang bukanlah sebuah film horror yang akan mengagetkan anda, namun Jagten justru mampu menghadirkan perasaan horor yang justru lebih horor dari film horor sekalipun. Horornya merasuki setiap sudut terdalam diri anda sendiri dan menimbulkan rasa takut mencekam. Klimaksnya, kita sendiri seperti merasakan langsung yang dialami karakter utama dalam film ini. Sungguh fitnah memang lebih kejam dari pembunuhan. Overall, Jagten adalah film cerdas yang sangat memuaskan dan sukses menari-nari di benak anda, bahkan ketika film ini telah berakhir sekalipun.
Ya, kesal dan muak memang menjadi hal lumrah yang akan dirasakan penonton ketika menyaksikan film ini. Film ini memang sukses membuat penonton merasa tidak nyaman tentang banyak hal. Lucas
sebagai sosok pria lembut dan penyayang, tentu akan membuat penonton
menyukainya. Penonton pun mungkin akan membelanya dari kesalahan yang tidak diperbuatnya. Namun, ketika seorang anak kecil yang polos mengatakan
sesuatu yang tidak seharusnya dikatakan anak seusianya tersebut,
tentulah menjadi pilihan yang sulit untuk penonton sendiri. Sanggupkah
kita menyalahkan sang anak yang sebenarnya hanya takut kehilangan
seseorang yang disayanginya, kendati ucapan dari seorang anak kecil polos tersebut ternyata malah bisa menjadi senjata ampuh untuk menghancurkan hidup
seseorang? Jujur, itu menjadi pilihan sulit. Vinterberg menyuruh para penontonnya untuk menyaksikan dan merasakan secara langsung yang terjadi pada karakter utama dengan penuh emosional dan menyakitkan. Lucas bagaikan 'buruan'
oleh seluruh warga di kotanya dengan berbagai tindakan
diskriminatif yang dialaminya pasca insiden "ucapan seorang anak kecil" tersebut.
Akting Mikkelsen jelas menjadi point utama dalam film ini. Ya, akting jempolan Mikkelsen memang menjadi kunci utama kesuksesan film ini. Tanpa akting yang baik, sebuah script yang bagus belum tentu membuat sebuah film menjadi bagus juga. Gesture yang ditampilkan Mikkelsen sudah mewakili emosi terdalam dari seorang Lucas yang harus dihadapkan pada kenyataan pahit untuk berjuang sendirian melawan segala diskriminasi yang dialamatkan padanya. Lucas (dipaksa) untuk kehilangan hampir semua yang dia miliki. Penonton diajak ikut serta menyaksikan menit demi menit yang menyesakkan tanpa diberi kesempatan untuk merasa iba sedikit pun. Terkadang kita jadi bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana jika hal tersebut terjadi pada kita? Apa yang akan kita lakukan? Bisakah kita setegar Lucas?”
Jagten sendiri seperti memaknai bahwa hidup ini layaknya sebuah perburuan, dimana kita yang memburu atau justru kita yang diburu. Jagten memang bukanlah sebuah film horror yang akan mengagetkan anda, namun Jagten justru mampu menghadirkan perasaan horor yang justru lebih horor dari film horor sekalipun. Horornya merasuki setiap sudut terdalam diri anda sendiri dan menimbulkan rasa takut mencekam. Klimaksnya, kita sendiri seperti merasakan langsung yang dialami karakter utama dalam film ini. Sungguh fitnah memang lebih kejam dari pembunuhan. Overall, Jagten adalah film cerdas yang sangat memuaskan dan sukses menari-nari di benak anda, bahkan ketika film ini telah berakhir sekalipun.
2 comments:
ini sebabnya kenapa ane ga mau jadi guru TK..
ane takut kalo ada beberapa siswi yg kenal romansa sebelum waktunya dan jadi suka sama ane dan bereaksi kayak si Klara pas ane tolak..
disturbing anjir film ini..
apalagi buat yg imajinasinya kyk ane..
Astaganaga!! *speechless
Post a Comment