April 19, 2016

Kapan Kawin? (2015)


Kapan Kawin? (2015)
Mampukah menjadi solusi pasti untuk menjawab pertanyaan "kapan kawin"?




"Kalau kamu mau bikin seneng orang, kamu dulu yang seneng.” 
- Satrio - 



Kapan Kawin?
Pertanyaan seperti itu kerap sangat mengganggu bagi siapa saja yang belum menemukan jodohnya. Kalimat yang menggelitik itu pun dijadikan sebuah judul film. Kapan Kawin? adalah sebuah judul film yang langsung sukses membuat saya tertarik sekaligus nyengir. Pertanyaan tersebut seolah seperti ditujukan untuk saya :'(. Pertanyaan menyindir sekaligus menyakitkan buat kaum-kaum yang belum menemukan pasangannya seperti diri saya ini. Seperti yang kita tahu bahwa seseorang yang belum menikah (terutama wanita) di usia yang sudah tidak muda lagi, merupakan sesuatu yang menyedihkan dan dipandang sebelah mata (atau tidak dipandang sama sekali) di masyarakat. Sesuatu yang nista, najis dan memalukan. Hei, kenapa jadi curhat? Ah, sudahlah! Lupakan hal tersebut dan mari kita bahas film yang naskahnya ditulis oleh Robert Ronny dan Monty Tiwa ini. 

Pertanyaan kapan kawin itu seperti momok yang amat menakutkan, lebih menakutkan dari penampakan hantu, setan dan sebangsanya. Terutama jika pertanyaan itu ditujukan untuk seorang wanita seperti Dinda (Adinia Wirasti) yang usianya genap 33 tahun tahun ini dan telah memiliki karir yang sukses sebagai General Manager di sebuah hotel, namun untuk masalah asmara selalu gagal total. Dengan usia yang telah matang tersebut, kedua orang tuanya (Adi Kurdi dan Ivanka Suwandi) selalu saja menanyakan kapan dia akan membina rumah tangga. Bahkan dia selalu dibanding-bandingkan dengan kakaknya (Feby Febiola) yang telah menikah di usia muda dan menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia dengan suaminya (Erwin Sutodihardjo). Bosan dengan teror kedua orang tuanya, Dinda lalu menyewa seorang aktor idealis kenalan sahabatnya untuk berpura-pura menjadi pacarnya di hari ulang tahun perkawinan orang tuanya. Satrio (Reza Rahadian), pacar sewaan tersebut dibawa ke Jogja untuk menemui kedua orang tua Dinda.

Bagaimana, familiar dengan premis ceritanya? Ya, premis ceritanya seperti ini memang sudah berkali-kali digarap dalam sebuah film. Bahkan menurut saya, konsep cerita Kapan Kawin ini malah lebih condong seperti FTV - Eh, atau sebenarnya justru film ini menyindir FTV? - Terutama untuk setting filmnya yang begitu so FTV yang dilakukan di Jogja yang notabene selalu dijadikan tempat syuting Film Televisi tersebut. Belum lagi poster filmnya yang nggak banget dan terkesan seperti poster film komedi romantis klise yang digarap asal-asalan. Tapi untungnya film besutan Ody C. Harahap ini cukup menghibur dan digarap dengan lumayan bagus. Ceritanya ringan, unsur romansa komedinya pas, dialog-dialognya menghibur, settingnya keren dan sinematografinya juara. Saya juga suka dengan pemilihan kostum yang pas untuk para pemainnya, terutama yang dipakai Adinia Wirasti.

Bagian pertama film ini dieksekusi dengan sangat bagus. Tak jarang saya tertawa dengan beberapa adegan dan dialog yang ditampilkan. Masuk bagian kedua, cerita mulai serius walau masih menyisipkan sedikit komedi di dalamnya. Namun, pada bagian kedua ini jalinan cerita terasa seperti sedikit kehilangan arah dan mulai sangat sinetron-ish di beberapa bagian. Dan yang lebih mengecewakan adalah endingnya yang sangat lebay menurut saya. Seketika keseluruhan jalinan cerita yang tadinya sudah cukup bagus, mendadak jadi sedikit rusak karena penggarapan endingnya yang dibuat seperti itu. Memang, sih genrenya komedi, tapi apa harus dibuat seperti itu endingnya? Saya benar-benar tidak suka dengan ide picisan di endingnya tersebut. Terlalu konyol! (no offense!)

Luckily, Kapan Kawin? dibintangi oleh dua pemain utama yang aktingnya termasuk dalam kategori bagus. Reza Rahadian, siapa yang tak kenal aktor yang satu ini. Beragam karakter telah diperankannya dan jarang yang mengecewakan. Berbagai penghargaan pun telah disabetnya. Dan karakternya kali ini sebagai Satrio, semakin membuktikan bahwa dia memang bisa berperan sebagai apa saja. Dibanding dengan karakter-karakter sebelumnya yang pernah dia perankan, karakter Satrio ini yang paling lovable dan mengesankan buat saya. Reza juga membuat sedikit surprise dalam film ini dengan menyanyikan sepenggal lagu. Hmm.. Boleh juga suaranya.  Adinia Wirasti yang dikenal publik lewat perannya dalam film fenomenal Ada Apa Dengan Cinta (2002) ini, telah membuktikan bahwa dia terlahir sebagai seorang aktris berbakat. Aktingnya yang memukau telah mencuri perhatian saya sejak di film 3 Hari Untuk Selamanya (2007). Dan kali ini dia beradu akting dengan Reza. Kekuatan di kubu akting kedua pemain utamanya, cukup membuat saya tertarik ingin menonton film garapan  Ody C. Harahap ini. Dan memang, baik Reza maupun Adinia membuktikan sekali lagi bahwa mereka memang bisa berakting dengan baik. Bahkan chemistry yang mereka bangun di film ini begitu solid. Pemain pendukung lainnya serasa benar-benar hanya sebagai pemanis belaka walaupun akting mereka bagus.

Keselurahan film ini lumayan bagus, hanya saja karena endingnya yang terlalu lebay dan konyol itu menurut saya, jadi membuat saya kecewa dan sedikit merusak keseluruhan jalan cerita yang tadinya sudah digarap dengan baik. Tetapi secara keseluruhan, film ini cukup menghibur walaupun tetap saja tidak ada solusi pasti untuk menjawab pertanyaan "kapan kawin?". Well, hidup tak semudah dan tak seindah kisah di film.  





Title: Kapan Kawin | Genre: Comedy, Romance | Director: Ody C. Harahap | Running Time: 115 Minutes | Country: Indonesia | Language: Bahasa |  Cast: Adinia Wirasti, Reza Rahadian, Adi Kurdi, Feby Febiola, Ivanka Suwandi, Erwin Sutodihardjo | IMDb







1 comment:

LFA said...

Belum pernah nonton film ini sepertinya bagus banget

Translate

Waiting Lists

Sur mes lèvres.jpg Dark, brown-tinted and horror-themed image of a man in an asbestos-removal suit (to the right side of the poster), with an image of a chair (in the middle of the image) and an image of a large castle-like building at the top of the image. The text "Session 9" is emboldened in white text in the middle of the image, and near the bottom of the image is written, "Fear is a place." Lisbeth Salander with Mikael Blomkvist The Girl Who Played with Fire.jpg Page turner.jpg Le trou becker poster3.jpg Nightwatch-1994-poster.jpg Headhunter poster.jpg On the Job Philippine theatrical poster.jpg The Song of Sparrows, 2008 film.jpg The-vanishing-1988-poster.jpg Three Monkeys VideoCover.png