Achilles and the Tortoise (2008)
Akiresu to kame (2008)
Achilles and the Tortoise | Achilles to Kame
Drama | Comedy
Drama | Comedy
Director: Takeshi Kitano
Release Date: September 20, 2008
Runtime: 119 min.
Language: Japanese
Country: Japan
Release Date: September 20, 2008
Runtime: 119 min.
Language: Japanese
Country: Japan
Cast:
Watched : 24 January 2013
Machisu Kuromachi yang putra seorang kolektor kaya, sejak kecil suka melukis. Apalagi sejak mendapat pujian dari teman ayahnya yang seorang artis terkenal, dia terobsesi menjadi seorang pelukis terkenal. Dengan bakatnya tersebut, Machisu mampu menghasilkan lukisan-lukisan yang unik dan tidak biasa. Ketika suatu tragedi terjadi, mendadak kehidupannya berubah total tapi kecintaan Machisu pada dunia lukis tak pernah luntur.
Akhirnya Machisu memutuskan mencurahkan seluruh hidupnya untuk melukis. Machisu pun mengikuti sekolah seni dengan uang hasil kerja kerasnya. Dia menjadi terobsesi pada lukisannya dan menutup mata dari hal lain di sekitarnya. Tetapi sayangnya, kendati dia percaya bahwa dirinya berbakat, sekali pun Machisu tak pernah mendapat award atau terkenal. Justru banyak kritikan pedas dialamatkan padanya atas hasil lukisannya, terutama dari seorang dealer seni. Dealer seni tersebut bahkan selalu memberikan saran-saran yang ekstrim untuk lukisannya. Dorongan justru datang dari seorang wanita bernama Sachiko yang kemudian menjadi istrinya dan selalu mensupportnya. Sayang, lagi-lagi kenyataan tak pernah seindah impian.
Film ini mengikuti kisah hidup Machisu dari anak-anak sampai tua. Tiap pemeran Machisu mampu menyuguhkan akting yang bagus. Machisu tua diperankan oleh sang sutradara sendiri, Takeshi Kitano. Pria gaek yang saya kenal lewat peran antagonis dalam Battle Royale ini, memang selalu total memerankan berbagai karakter yang dimainkannya. Kali ini perannya sebagai seorang pelukis yang terobsesi benar-benar terlihat depresif.
Kanako Higuchi sebagai pemeran Sachiko tua, mampu mengimbangi akting Kitano dengan briliant. Kedua pasangan suami istri tersebut telihat unik atau bisa dikatakan aneh karena obsesi gila Machisu. Herannya, Sachiko dengan setia dan segenap hati mendukung segala tindakan di luar "nalar" yang dilakukan Machisu. Beberapa tindakan "sedikit sinting" tersebut seperti melakukan pertarungan dengan petinju yang sebenarnya demi mendapatkan efek warna unik pada lukisan atau membenamkan kepala ke dalam bak mandi, membuat saya menyerngitkan kening cukup lama.
Tapi teknik melukis yang unik dan diluar nalar itu memang membuat saya terkagum-kagum. Bahkan saya langsung berujar, "Apa sebenarnya isi otak dari seorang pelukis? Kok bisa mereka mempunyai daya imajinasi yang luar biasa liar dan gila itu?". Saya sebagai orang awam yang hanya penikmat seni, dibuat terkagum-kagum dengan artwork yang indah dalam film ini.
Akhirnya, Akiresu to kame memang menceritakan tentang batasan antara hobi dan obsesi dan seberapa jauh pikiran manusia dapat menelaahnya. Juga tentang nilai suatu kehidupan yang disisipi dengan humor kelam yang berisi satir dan sindiran. What a depressive movie!
No comments:
Post a Comment