January 01, 2013

Rurouni Kenshin (2012)


Rurouni Kenshin (2012)










Rurouni Kenshin (2012)
Rurôni Kenshin: Meiji kenkaku roman tan 
Action | Drama | History
Based on manga series "Rurouni Kenshin" written by Watsuki Nobuhiro
Director: Keishi Ohtomo
Release Date: August 25, 2012
Runtime: 134 min.
Language: Japanese
Country: Japan

watched 31 dec 2012


Kendati saya bukan fans berat Rurouni Kenshin a.k.a. Samurai X, tapi kehadiran live actionnya ini menjadi salah satu yang saya tunggu-tunggu sejak lama. Bukan apa-apa, saya hanya ingin bernostalgia sejenak mengenang salah satu tontonan saya sewaktu kecil dulu sembari melihatnya dalam karakter nyata. Karena bukan fans beratnya dan tidak mengikuti anime atau manganya, sejujurnya saya menonton film ini sebagai penonton awam saja. Mungkin karena dulunya saya menonton animenya ketika masih kecil, banyak hal-hal yang saya pertanyakan tentang ceritanya, kenapa begini kenapa begitu, tapi menonton filmnya ini sedikit banyak pertanyaan saya terjawab. Tapi, untuk penonton yang benar-benar awam alias sama sekali tidak tahu apapun tentang Rurouni Kenshin ini, mungkin akan kebingungan dengan alur cerita yang disajikan di filmnya ini.


Himura Kenshin yang dikenal sebagai Hitokiri Battosai, adalah seorang samurai yang terkenal dengan skill tingkat tingginya dalam membunuh. Namun, ketika revolusi terjadi dalam era Meiji, dia menghilang dan memutuskan untuk tidak membunuh lagi. Kenshin pun mengembara dan dalam pengembaraannya tersebut, dia bertemu dengan banyak orang yang menjadi teman atau pun musuhnya.


Takeru Sato yang sebelumnya saya kenal lewat perannya di Beck, kali ini membuktikan bahwa dia bisa bermain bagus sebagai Himura Kenshin. Terutama ketika dia mengatakan "oro", terlihat seperti melihat Kenshin dalam anime. Kekurangannya, dia terlihat terlalu cool sebagai Kenshin. Entah karena film ini dibuat dengan cerita yang serius, porsi Kenshin dengan mimik-mimik lucunya yang khas serasa dihilangkan.


Kebalikannya, Sanosuke Sagara yang diperankan oleh Munetaka Aoki malah mendapat porsi lawakan yang terlalu over, nyaris sepanjang film berlangsung. Bahkan ketika adu duel dengan musuh pun, sempat-sempatnya ada adegan "melawak" di tengah-tengah pertarungan. Untuk yang satu itu, sempat membuat saya tertawa juga, seolah-olah sedang menonton adegan yang ada di anime. Tapi sisanya, saya rasa karakter Sanosuke tidaklah harus melucu terus. Walau pun Aoki memerankan karakter Sanosuke dengan bagus, tapi sayangnya postur tubuhnya kurang tinggi. Satu lagi yang mengganjal di mata saya adalah pedang milik Sanosuke yang terlihat sangat fake.


Yang aktingnya jelas hebat adalah Teruyuki Kagawa sebagai Kanryu Takeda. Aktor yang satu ini memang selalu membuat saya puas melihat aktingnya yang selalu total. He's totally the villain! Tapi jika ingin mencari aktor yang benar-benar mirip Kanryu di anime atau manganya,  harusnya mencari aktor dengan wajah yang tirus dan panjang, sedangkan Kagawa memiliki bentuk wajah yang bulat.


Yang disayangkan adalah dua karakter wanita sentral, Kaoru dan Megumi yang menurut saya terlalu biasa. Pertama, Kaoru yang diperankan oleh Emi Takei sama sekali tidak mencerminkan sosok Kaoru yang independen dan kuat. Belum lagi akting Emi yang cukup suck di mata saya. Padahal Kaoru termasuk salah satu karakter favorit saya. Sedangkan Megumi, entah kenapa saya kecewa dengan akting Yu Aoi yang saya tahu dia bermain bagus di banyak film seperti All About Lily Chou-chou, Hana and Alice, Turtles Swim Faster Than Expected, Rainbow Song atau pun Hachimitsu to Clover. Harusnya dia bisa berakting lebih genit dan bitchy lagi sebagai Megumi. Belum lagi tata riasnya, yang.. uh.. so suck!, terutama alisnya. (Salahkan penata riasnya!). Padahal harusnya dia terlihat lebih cantik dibanding Kaoru, tapi ini malah sebaliknya.

Yah.. memang banyak kekurangan disana sini, mengingat durasinya hanya 2 jam. Dalam waktu segitu, jelas mustahil memasukkan semua cerita yang ada di manga atau animenya menjadi satu ke dalam live actionnya. Bahkan jika di buat sekuel atau trilogi sekali pun, tetap tidak akan mungkin bisa perfect. Karena hal itulah, fans berat Rurouni Kenshin banyak yang merasa kecewa (hal ini sama kasusnya seperti Death Note). Apalagi plot ceritanya cukup lambat dengan penyelesaian yang terlihat terburu-buru. Tapi walau pun begitu, masih banyak hal bagus yang ditampilkan dalam filmnya ini. Pertarungan duel antara antara Kenshin dengan Udo Jin-e cukup menghibur dengan gerakan-gerakan khas seorang Kenshin dalam melawan musuhnya. Selain itu, scoringnya juga sangat bagus, dimana beberapa karakter memiliki scoringnya sendiri seperti Kenshin atau Kanryu.  Ya, di balik semua kekurangan dan kelebihan yang ada, Rurouni Kenshin live action movie ini cukup bagus dan menghibur, bahkan membuat kita bernostalgia sejenak. Saya jadi ingin menonton animenya lagi gara-gara menonton live actionnya ini.

2 comments:

anonymouse said...

betul, meguminya kurang hot, well, sama sekali enggak hot malah..

tapi kalo ngeliat levelnya antara live action ini dg film-film lain yg diangkat dari komik (I'm looking at you Marvel & DC!), hollywood harus belajar dari manusia-manusia sakit di jepang yg surealis..

eksekusi adegan berantemnya pun keren & jelas, gak kayak action scene jason bourne yg (sialnya) uda jadi standar buat film-film action kekinian, those stupid close-up and quick-cut that doesn't do fight flick justice..

Radira said...

Udah beda level, masbro!!

Translate

Waiting Lists

Sur mes lèvres.jpg Dark, brown-tinted and horror-themed image of a man in an asbestos-removal suit (to the right side of the poster), with an image of a chair (in the middle of the image) and an image of a large castle-like building at the top of the image. The text "Session 9" is emboldened in white text in the middle of the image, and near the bottom of the image is written, "Fear is a place." Lisbeth Salander with Mikael Blomkvist The Girl Who Played with Fire.jpg Page turner.jpg Le trou becker poster3.jpg Nightwatch-1994-poster.jpg Headhunter poster.jpg On the Job Philippine theatrical poster.jpg The Song of Sparrows, 2008 film.jpg The-vanishing-1988-poster.jpg Three Monkeys VideoCover.png