Doctor Strange (2016)
Not too bad. Better Watched in 3D.
"I don't know what my future holds. But I can't go back".
- Dr. Stephen Strange -

Jujur, saya sebenarnya kurang tertarik untuk menonton film-film superhero. Tapi berhubung bulan ini sepertinya tidak ada film yang benar-benar memikat hati saya, akhirnya saya memutuskan mencoba menonton film yang lagi hype dimana-mana ini; Doctor Strange. Dan seperti biasa, saya malas berekspektasi apapun. Bahkan saya selalu skeptis dengan film-film bertema superhero. Dan karena saya terlalu malas mencari info film ini (karena nggak tertarik juga untuk menontonnya, sih), saya sempat kaget dengan jajaran cast di film ini yang ternyata adalah dua aktor hebat: Mads Mikkelsen dan Tilda Swinton. What I already knew that Benedict Cumberbatch as Doctor Strange, nothing else. For your information, I never read the comic too.
Penggarapan naskah film ini menjadi salah satu poin lemah di film ini. Ceritanya terkesan biasa saja. Apalagi bagi saya yang notabene bukan penggemar cerita superhero. Bagi penonton awam yang tidak membaca komiknya (seperti saya), ada beberapa hal yang mungkin akan menimbulkan tanda tanya, mengapa begini mengapa begitu?, apalagi ceritanya terkesan terburu-buru terutama di klimaksnya. Saya sampai berujar dalam hati; villainnya kok gampang banget dikalahkan?! What the..!! Padahal durasinya cukup panjang (bagi saya yang memang susah menonton film-film berdurasi panjang), namun tetap saja terlalu banyak hal yang sepertinya tidak dapat dicakup semaksimal mungkin. Apalagi bagi penggemar komiknya, saya yakin akan merasa sangat tidak puas. Perpindahan tiap adegannya terasa begitu cepat, overlap dan sering terasa dipaksakan agar dapat tuntas dalam durasi 115 menit. Pun begitu, entah kenapa saya masih juga merasakan sedikit kebosanan dan nyaris mengantuk. Syukurlah, special effectnya yang sangat bagus memang sangat memanjakan mata sehingga rasa kantuk pun seketika lenyap. Mungkin kalau saya tidak menonton di bioskop, saya yakin sekali saya akan ketiduran bahkan mungkin dari pertengahan film diputar. Special effectnya mengingatkan pada film Inception di beberapa bagian. Sedikit menyesal saya tidak menonton yang versi 3D. Buat anda yang belum menontonnya, sangat disarankan untuk menonton versi 3D. Tak lupa, ada sisipan jokes-jokes yang cukup sukses membuat seisi bioskop tertawa. Namun saya sendiri sepertinya tidak terlalu menikmati jokes tersebut. Yang saya ingat, saya hanya tertawa dua atau tiga kali saja; jokes tentang Beyonce dan ketika Wong akhirnya bisa tertawa. That's it!.
Doctor Strange tidak akan menjadi hidup tanpa penampilan dari seorang Benedict Cumberbatch. Walau pun untuk beberapa bagian, dia masih terlihat seperti seorang Sherlock, namun tetap kehadirannya merupakan salah satu kunci kesuksesan film ini. Sayangnya, penampilan Mads Mikkelsen dan Tilda Swinton kurang tereksplor lebih banyak lagi, terutama Mikkelsen yang terasa menyia-nyiakan kemampuan aktingnya yang sangat bagus tersebut. Karakter Kaecillius terlihat kurang dikembangkan lebih banyak lagi, bahkan terkesan begitu mudah dikalahkan oleh Strange.
Well, sebagai sebuah sajian film superhero yang ringan, menghibur, dan penuh special effect canggih, Doctor Strange telah berhasil melakukannya dengan sangat baik. Jangan buru-buru beranjak dari bioskop karena masih ada post-credit scene di akhir film.


Well, sebagai sebuah sajian film superhero yang ringan, menghibur, dan penuh special effect canggih, Doctor Strange telah berhasil melakukannya dengan sangat baik. Jangan buru-buru beranjak dari bioskop karena masih ada post-credit scene di akhir film.

No comments:
Post a Comment