August 30, 2012

Just Another Love Story (2007)


Just Another Love Story (2007)
[Kærlighed på film]






    

Just Another Love Story (2007) a,k,a, Kærlighed på film
Crime | Drama | Thriller
Country : Denmark
Language : Danish
Release Date : 24 August 2007

Casts :
 Dejan Cukic


Watched : 24 August 2012




”Just Another Love Story” menceritakan tentang Jonas (Anders W. Berthelsen), seorang suami dari Mette (Charlotte Fich) dan juga seorang ayah dari dua orang anak yang merasa hidupnya 'too ordinary' dan sangat membosankan dengan rutinitas yang sama setiap harinya. Jonas juga seorang photografer bagian kriminal.




Suatu ketika, Jonas 'terpaksa' dipertemukan dengan Julia (Rebecka Hemse), seorang wanita cantik yang mengalami kecelakan mobil dan koma di rumah sakit. Jonas merasa tertarik dengan sosok Julia dan ingin mengetahui lebih jauh tentangnya. Namun, keluarga Julia malah salah paham dan menganggap Jonas adalah Sebastian (Nikolaj Lie Kaas), kekasih Julia. Singkat cerita, kehidupan Jonas pun berubah total sejak saat itu. 


 

 

Walau pun judulnya seperti kisah cinta ala remaja, namun jangan bayangkan film ini ceritanya seperti itu. Film ini justru sangat dark dan full thriller. Dengan alur flashback, sang tokoh utama akan bernarasi di awal dengan adegan dimana sang tokoh terkapar tak berdaya di tengah turunnya hujan lebat. Lalu cerita pun berkembang cepat .Thriller yang ditampilkan mampu membuat suasana hati silih berganti berubah dari cemas, takut, hingga paranoid. Tiap pemain memainkan perannya dengan sangat bagus. Seperti karakter Jonas yang cukuf naif dengan ekspresi yang datar diperankan dengan baik oleh Anders W. Berthelsen. Begitu juga dengan karakter Julia yang cocok diperankan oleh Rebecka Hemse, terlihat awalnya  begitu emosional dan kuat, mendadak berubah menjadi lemah ketika dia amnesia dan kehilangan penglihatannya. Karakter Mette dan Sebastian juga cukup kuat di film ini.


  

Plot dan premisnya mungkin terlihat biasa dan sudah banyak ditampilkan dalam film lain, namun tetap saja film ini mampu menghadirkan banyak twist. Beberapa scene bahkan terlihat sangat memorable, seperti ketika Jonas sedang berbicara dengan Julia, kita mendengar dialog antara Jonas dan Julia, namun scene yang terlihat adalah dia sedang duduk merayakan pesta di rumahnya. Sehingga ucapan Jonas malah terlihat seperti orang yang sedang 'ngawur' oleh orang-orang yang sedang berada di sekelilingnya saat itu.

  
 


Kemudian ada scene dimana Jonas, Julia dan Sebastian bertemu, mengingatkan kita pada film-film thriller sejenis namun dengan bumbu yang lebih menegangkan. Bahkan ketika scene pintu tiba-tiba diketuk, kecemasan dan ketegangan semakin meningkat. Lalu perlahan menurun dan mencapai klimaks ketika Jonas, Julia dan Sebastian saling berhadapan. Tapi, bukan berarti ketegangan akan berakhir sampai disitu saja karena tetap akan ada twist yang dihadirkan lagi. Dengan banyaknya twist yang dihadirkan, film ini akan tetap membuat anda bertahan hingga menit terakhir. 
















Cold Fish (2010)

Cold Fish (2010)

[Tsumetai nettaigyo]



 


 



Cold Fish (2010)
Director : Sion Sono
Release date(s) : January 29, 2011 (Japan)
  Running time : 145 minutes
Country : Japan
Language : Japanese 

Casts :


Watched : 22 August 2012



Cold Fish menceritakan tentang Shamoto (Mitsuru Fukikoshi), seorang pemilik toko ikan hias yang hidupnya biasa, cenderung membosankan, bersama istri keduanya dan putrinya, Mitsuko (Hikari Kajiwara). Suatu kejadian mempertemukan Shamoto dengan Murata (Denden), seorang pemilik toko ikan hias yang besar dan sukses. Murata bahkan mengajak Shamoto untuk menjadi partner bisnisnya dan memperkenalkannya dengan istrinya Aiko (Asuka Kurosawa). Murata juga memberikan pekerjaan untuk Mitsuko sebagai pegawai di tokonya. Kebaikan hati Murata membuat Shamoto mau tidak mau berhutang budi padanya.




Film yang diadaptasi dari peristiwa nyata Gen Sekine tahun 1990-an ini memang bukan film yang bisa dinikmati oleh semua orang, terutama karena banyak adegan gore, nudity and sexual content. Cold Fish bisa dikatakan sebagai film 'gila' dan 'sakit'. Cerita dan karakter para tokohnya pun tak kalah kontroversialnya. Para tokohnya terlihat seperti orang normal dan awam kebanyakan di luarnya, namun ternyata mempunyai sisi 'lain' yang 'sakit'. Tiap karakter dimainkan dengan sangat apik oleh para pemainnya yang bermain total. Karakter Murata yang diperankan oleh Denden bahkan sangat mencuri perhatian dibanding karakter sang tokoh utama Shamoto.




Thriller yang disajikan pun menimbulkan kecemasan dan ketakutan tersendiri dengan ramuan disturbing yang pas. Tiap adegan mampu membuat kening kita berkerut, bahkan mau tidak mau, kita mengucapkan kalimat, "Gila, nih film!".  Tetapi, walau pun ini film gore, film ini tidak serta merta hanya menampilkan pembantaian dengan banyak darah layaknya film gore lain. Malahan porsi gore-nya tidaklah terlalu banyak, namun terlihat sangat berseni. Adegan Aiko memeluk tubuh Murata di bagian menjelang ending, merupakan bagian favorit saya. Saya ingin menampilkan gambarnya, tapi karena terlalu vulgar dan 'mengerikan', jadi lebih baik tidak usah saja.


 


Namun, dengan alur yang lambat nan membosankan di awalnya, Cold Fish mungkin membuat sebagian orang yang menontonnya akan mengantuk atau terpaksa mem-pause sejenak untuk menontonnya. Tapi bersabarlah sejenak, karena anda akan disuguhkan sajian apik nan mengguncang di pertengahan hingga klimaks akhir. A shocking ending!. 


 






August 14, 2012

2 Coelhos (2012)


2 Coelhos  (2012)
[Two Rabbits]






 


2 Coelhos  (2012)
Director :  Afonso Poyart
Release Date: 20 January 2012 
Running Time : 108 minutes
Country : Brazil
Language: Portuguese

Casts :
 Marat Descartes


Watched : 10 August 2012



 

Baru pertama kali saya menonton film produksi Brazil dan saya menyatakan bahwa saya puas. 2 Coelhos (Two Rabbits) mampu menyuguhkan sajian yang berbeda dan unik namun sangat mencirikan "Brazil" itu sendiri dengan menampilkan korupsi dan kejahatan khas negara tersebut. Semakin menarik karena film ini bukan buatan Hollywood. Dan sepertinya Hollywood berencana untuk me-remake-nya (always!). 


 



Film ini dibuka dengan adegan slow motion seorang wanita dan putranya yang kemudian berubah menjadi fast motion adegan tabrakan. Lalu, kita pun akan dikenalkan dengan tokoh utama dalam film yaitu Edgar (Fernando Alves Pinto) yang menjadi narator untuk memperkenalkan para tokoh lainnya dalam film seperti Julia (Alessandra Negrini), seorang jaksa cantik; Maicon (Marat Descartes), seorang penjahat yang kasusnya ditangani oleh Julia; atau Walter (Caco Ciocler) yang menjadi “penghubung” dari semua jalinan cerita yang penuh puzzle ini. Dikisahkan, Edgar merencanakan perampokan dengan menyuruh perampok yang pernah merampoknya bernama Velinha (Thaíde) untuk merampok uang dari Maicon.

 



Cerita lalu berkembang dengan cepat dengan menampilkan banyak efek animasi keren, adegan slowmotion, atau pengambilan gambar yang unik dan tidak lazim dengan balutan aksi-aksi khas film action. Sang sutradara, Afonso Poyart memang berhasil memukau saya dengan film action yang "semrawut" dan "nyeleneh" ini namun dengan pengeksekusian yang mantap. Hebatnya, ini adalah debut perdana sang sutradara. Dengan menampilkan banyak efek animasi, film ini terasa ringan untuk ditonton. Saya paling suka dengan adegan dimana Julia menenangkan dirinya sendiri dengan membayangkan bahwa dia adalah seorang kesatria wanita yang mampu mengalahkan banyak penjahat yang ditampilkan dengan efek animasi yang unik. 


 

 



Ditambah balutan musik keren dari 30 Seconds to Mars dan Radiohead, 2 Coelhos semakin asik untuk dinikmati. Belum lagi, banyak twist menarik yang disajikan. Bahkan hingga menjelang ending pun, kita masih tidak dapat menebak kemana arah jalan ceritanya. Sampai pada ending, barulah kita akan "shock" dengan sebuah penutupan twist yang sempurna.




  





August 13, 2012

The Raid: Redemption (2011)

The Raid: Redemption (2011)
 [Serbuan maut]







Director : Gareth Evans
Release date (s) : 8 September 2011
22 Maret 2012 (Indonesia)
  Running Time : 101 menit
  Country :  Indonesia
  Language : Indonesia

Casts :
Iko Uwais

Watched : 9 August 2012



Sejujurnya, saya tidak berekspektasi terlalu tinggi ketika iseng menonton film ini lewat DVD di rumah teman. Walaupun banyak review dan tanggapan positif tentang film ini, tapi saya takut kecewa karena orang Indonesia terlalu suka melebih-lebihkan sesuatu.




The Raid sendiri bercerita tentang tim polisi (SWAT) yang berjumlah 20 orang yang bertugas menjalankan misi menyerbu tempat persembunyian gembong narkotika kelas kakap bernama Tama di sebuah apartemen tua dan kumuh yang tak tersentuh aparat. Gedung tersebut juga menjadi tempat para pembunuh, anggota geng, pemerkosa, dan pencuri berlindung untuk mencari tempat tinggal aman. Singkat cerita, terjadi baku hantam antara para polisi tersebut dengan para gerombolan penjahat anak buah Tama. 




Dalam durasi 101 menit, kita akan disuguhkan adegan baku hantam dan tembak-tembakan antara para polisi dan gerombolan penjahat yang ada di gedung tersebut. Cepat dan nyaris tanpa jeda. Bahkan teman saya sampai meringis dan ngilu melihat adegan kekerasan yang ditampilkan seperti penembakan dengan pistol di kepala, penusukan dengan senjata tajam atau luka-luka yang ditampilkan di film ini. Nyaris saja, teman saya tersebut menyerah untuk menontonnya. Sedangkan saya sendiri malah terkekeh melihatnya karena adegan seperti ini belum seberapa jika dibandingkan menonton film gore.   


 


Dari segi jalan cerita, terkesan banyak yang terlalu dipaksakan dan penuh tanda tanya tanpa ada jawaban yang pasti sama sekali. Tapi mungkin hal tersebut disengaja karena mungkin cerita detailnya akan ditemukan di sekuelnya nanti, Berandal.


 


Dari segi akting para pemainnya, tidak jelek juga tidak bagus (kecuali di bagian adegan berantemnya). Terutama untuk dialog yang ditampilkan terkesan sangat kaku seperti dialog yang dibaca langsung dari buku tanpa intonasi. Sinetron saja masih lebih bagus dialognya. Mungkinkah hal tersebut karena sang sutradara yang berasal dari luar? Entahlah! Tapi setidaknya, ya di bagusin, dong dialognya! Jangan seperti orang yang sedang membaca naskah tanpa intonasi begitu! Sewaktu sersan Jaka (Joe Taslim) berkhotbah di depan anak buahnya, sumpah, saya ketawa mendengar kata-kata yang diucapkannya. Datar tanpa intonasi dan ekspresi dari raut wajahnya. Kalau tidak ingat bahwa ini adalah film bergenre action, pasti film ini sudah kritik habis-habisan soal akting dan dialog para pemainnya.


 

Tapi untuk adegan fightingnya, saya cukup terhibur. Apalagi melihat adegan perkelahian antara (Rama) Iko Uwais, Andi (Donny Alamsyah) dan Mad Dog (Yayan Ruhian) yang berlangsung sengit dan lama. Saya sempat senang waktu Mad Dong tak terkalahkan oleh dua orang tersebut (lho?). Tapi, ya namanya film, tetap aja yang jahat pasti kalah (hmm). Oh, ya ada sedikit twist juga, nih soal Tama di endingnya yang *sensor** (mending nonton sendiri aja ya... ).


 








August 12, 2012

Borat: Cultural Learnings of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan (2006)

Borat: Cultural Learnings of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan (2006)







Director : Larry Charles
Release date(s) : November 3, 2006
Running time : 84 minutes
Country : United States, United Kingdom
Language : English, Armenian

Starring : 
Sacha Baron Cohen
Ken Davitian
Luenell
Pamela Anderson


Watched : 9 August 2012




Borat Sagdiyev (Sacha Baron Cohen) adalah seorang reporter TV sebuah acara terkenal di Kazakhstan. Suatu hari dia dikirim ke Amerika untuk membuat dokumentasi tentang kehidupan sosial dan kultur Amerika. Bersama managernya, Azamat (Ken Davitian), Borat menginjakkan kakinya di New York. Banyak hal yang berbeda yang dia temui di negeri tersebut.





Ketika Borat menonton televisi, dia terpaku dan langsung jatuh cinta dengan salah seorang pemain film Baywatch, C.J. Parker yang diperankan oleh Pamela Anderson. Borat langsung melupakan semua rencananya di NY dan bertekad menemui Pamela di California. Bersama Azamat, Borat menemukan banyak hal-hal baru dan tak terduga tentang Amerika selama perjalanannya menemui Pamela.




Funny? Yeah, a little bit! Honestly, I don't really like the funny scene or humor in the movie!. Not typically my favorite movie. Humornya kadang terlihat terlalu berlebihan dan tidak masuk akal. Dan beberapa adegan bisa dikatakan 'disguisting'. Banyak sindiran-sindiran yang ditampilkan walaupun terlihat berlebihan. Bahkan ada adegan yang sangat menyinggung agama dan ras tertentu dalam film ini. Sayang sekali! Tapi terlepas dari itu, jalan ceritanya yang 'sedikit aneh' ini cukup menghibur juga.








Translate

Waiting Lists

Sur mes lèvres.jpg Dark, brown-tinted and horror-themed image of a man in an asbestos-removal suit (to the right side of the poster), with an image of a chair (in the middle of the image) and an image of a large castle-like building at the top of the image. The text "Session 9" is emboldened in white text in the middle of the image, and near the bottom of the image is written, "Fear is a place." Lisbeth Salander with Mikael Blomkvist The Girl Who Played with Fire.jpg Page turner.jpg Le trou becker poster3.jpg Nightwatch-1994-poster.jpg Headhunter poster.jpg On the Job Philippine theatrical poster.jpg The Song of Sparrows, 2008 film.jpg The-vanishing-1988-poster.jpg Three Monkeys VideoCover.png