May 12, 2016

Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016)


Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016)
Mampukah Memenuhi Ekspektasi Yang Diharapkan?
 


"Rangga, apa yang kamu lakukan ke saya itu, JAHAT!," 
- Cinta -




Maybe Contain Spoiler!

Seperti kita ketahui bahwa Ada Apa Dengan Cinta? (AADC) adalah salah satu film romansa tanah air yang fenomenal yang akhirnya melahirkan pasangan yang legendaris; Rangga dan Cinta. Dan setelah 14 tahun berlalu, sekuelnya pun akhirnya di buat. Tentu ini menjadi kabar gembira bagi para penggemar film fenomenal tersebut. Saya juga penggemar film ini tapi sejujurnya sedikit skeptis dengan lanjutan cerita Cinta dan Rangga ini. Saya rasa tidak perlu dibuat sekuelnya agar AADC menjadi kenangan abadi yang indah. Ya. saya sebenarnya takut jika sekuelnya tidak seperti yang diharapkan, mengecewakan dan di luar ekspektasi. Namun, melihat film ini ditangani oleh duo Riri Riza dan Mira Lesmana, kekhawatiran tersebut sedikit berkurang. Tetapi tetap saja, saya tidak berani berekspektasi terlalu tinggi. Hingga akhirnya begitu film ini ditayangkan di bioskop akhir April lalu, animo penonton luar biasa. Bahkan jumlah penonton semakin naik terus. Saya harus menjauhi yang namanya spoiler bertebaran di internet ataupun membaca reviewnya. Lalu, apa yang mau ditampilkan lagi setelah jeda panjang selama 14 tahun? Let's see!

Cinta (Dian Sastrowardoyo), Milly (Sissy Priscillia), Karmen (Adinia Wirasti), dan Maura (Titi Kamal) mengadakan reuni setelah lama tak bertemu dan kali ini mereka berencana untuk liburan ke Jogja. Ternyata di Jogja, Cinta malah bertemu dengan Rangga (Nicholas Saputra) setelah berpisah sekian lama. Akankah pertemuan tersebut menjadi kesempatan mereka untuk bersatu kembali setelah berpisah selama puluhan purnama?

Oke, pertemuan kembali "Geng Cinta" ini sempat membuat saya sedikit harus beradaptasi lagi, mengingat karakter-karakter tersebut sedikit banyak telah berubah dan berbeda dari yang kita kenal dulu ketika masih berseragam abu-abu di AADC (2002). Tapi tak butuh waktu lama hingga akhirnya kita diajak bernostalgia dengan para karakter tersebut. Sayang, karakter favorit saya "Alya" tidak dihadirkan kembali dalam sekuelnya ini (and it makes me so sad actually). Untungnya, Geng Cinta masih mampu mencuri perhatian dan menghidupkan suasana. Interaksi antar karakternya dibangun begitu solid, mampu menghidupkan jalan cerita dan tak jarang memancing tawa di beberapa bagian. Ya, bioskop ricuh oleh gelak tawa penonton, terutama untuk bagian Milly. Tapi saya sendiri paling banter cuma nyengir doang (kecuali adegan ketika Milly mengatakan soal 'arsip' dan 'prasasti' yang akhirnya berhasil membuat saya tertawa kecil). I just think Milly's jokes or whatsoever it is that makes people laugh, not funny at all. Err.. or maybe am I have no sense of humor at all? Lebih tepatnya mungkin I lost my sense of humor. Hmm.. Tapi tak bisa dipungkiri, memang karakter Milly-lah yang paling mencuri perhatian dan menghibur. Sedangkan karakter Karmen kali ini mendapat porsi yang lumayan banyak. Sayangnya, karakter Maura dibuat hanya sebagai pemanis belaka. Tak ketinggalan karakter Mamet juga dimunculkan kembali kali ini. Di samping itu, ada juga beberapa karakter tambahan seperti Trian (Ario Bayu), tunangan Cinta misalnya. Para pemain AADC 2 sekali lagi berhasil memerankan karakter mereka masing-masing dengan sangat baik. Seperti tidak bisa dipungkiri bahwa karakter yang mereka mainkan seolah menyatu dengan jiwa mereka. Rangga adalah Nicholas Saputra dan Cinta adalah Dian Sastrowardoyo. Begitu pun dengan Karmen (Adinia Wirasti), Milly (Sissy Priscillia) dan Maura (Titi Kamal). Tentu tidak mudah untuk memainkan kembali karakter yang sama setelah 14 tahun berlalu, apalagi jika menilik begitu banyak karakter lain yang mereka mainkan dalam berbagai film. Dan yang paling saya suka adalah Adinia Wirasti yang aktingnya semakin bagus. Dia bisa berperan jadi apa saja dan semua dilakoninya dengan sangat baik. Padahal saya baru menonton aktingnya di film Kapan Kawin? dengan karakter yang kontras dengan yang diperankannya dalam AADC 2 ini dan dia sukses memerankan keduanya. 

Rentang waktu 14 tahun telah berlalu sejak AADC dibuat dan itu bukanlah waktu yang singkat, namun AADC 2 seperti tahu betul bagaimana menjawab segala pertanyaan kita selama ini tentang kejadian apa saja yang terjadi selama rentang waktu tersebut dalam rangkuman 'kotak kardus' berisi tumpukan surat, foto dan kenangan masa lalu serta juga obrolan-obrolan antar karakternya. Dan seperti ingin mengingatkan kita bahwa ini adalah sekuel, maka beberapa adegan dibuat sengaja mirip dengan pendahulunya yang mengantarkan kita pada nostalgia di AADC seperti ketika Cinta kebingungan untuk memilih jenis lipstik yang akan dipakainya ketika bertemu Rangga atau ketika Geng Cinta sengaja menyanyikan lagu Kesepian Kita milik Pas Band feat Tere. Ya, AADC 2 ibarat sebuah nostalgia yang indah yang mampu menghantarkan berbagai perasaan yang berkecamuk menjadi satu.

Mengambil setting di Jogja yang notabene memiliki banyak tempat-tempat bagus dan berseni memang pilihan tepat (dan saya yakin tempat-tempat yang dijadikan lokasi syuting AADC 2 ini akan jadi terkenal atau semakin terkenal setelah ini). ~Ah, saya jadi ingin ke Jogja lagi~ . Riri Riza dan Mira Lesmana tahu betul dimana spot-spot yang bagus dan mendukung jalan cerita. Kita seperti ikut serta dalam perjalanan semalaman bersama Rangga dan Cinta mengitari kota Jogja. Obrolan demi obrolan antara Rangga dan Cinta mengalir begitu apa adanya, sesekali terlihat serius namun tak jarang hanya berisi ngalor-ngidul tak jelas. Pertanyaan basa-basi dan klise pun tak luput muncul dalam obrolan mereka. Jelas hal itu bukan hal yang aneh, mengingat mereka telah berpisah selama puluhan purnama. Obrolan tersebut tak jarang juga disisipi dengan pertengkaran kecil, namun seketika mereka bisa berdamai kembali walau akhirnya harus bertengkar lagi hanya karena hal sepele. Lucu sekaligus menghibur melihat hal tersebut. Pun menyenangkan melihat kesan canggung antar keduanya seperti Cinta yang malu-malu dan suka senyum-senyum sendiri atau Rangga yang sering bingung dan kehabisan kata-kata ketika berhadapan dengan Cinta. Dan semuanya dikemas dengan sederhana, alami tanpa harus didramatisir dan dipaksakan. Momen-momen sederhana tersebut begitu berkesan. Kita pun ikut larut kedalamnya. Dan siap-siap saja merasakan baper (terpaksa meminjam istilah masa kini yang sedang tren :) ) karena saya juga jadi ikutan sedikit baper :D.

Puisi masih tetap menjadi salah satu hal yang ditampilkan di sekuelnya ini, namun sayangnya puisi-puisi tersebut tak begitu berkesan seperti sebelumnya. Begitu juga dengan backsound yang kurang nampol di telinga. And.. Unfortunately, endingnya malah terkesan anti klimaks. Padahal saya berharap kisah ini akan berakhir di Jogja saja yang notabene telah menghadirkan penutup yang sangat bagus dan penuh emosi. Tetapi cerita setelah itu malah jadi flat. Sayang sekali tidak berani menyuguhkan ending yang kontroversial. Ya, bisa-bisa Mira Lesmana dan Riri Riza dihujat penonton dan fans AADC jika membuat ending yang saya maksud kontroversial tersebut (if you know what I mean). Padahal jika dibuat seperti itu, malah jadi realistis. Tapi penonton Indonesia tidak akan menyukai akhir kisah yang seperti itu. Tapi ya sudahlah, toh everyone wanna get a happy ending story, right? Orang-orang nonton ke bioskop untuk terhibur, bukan ngedumel atau marah-marah setelah film berakhir, benar bukan? 

Well, sebagai sekuel, AADC 2 sedikit banyak telah mampu memenuhi ekspektasi kebanyakan orang dan tahu cara membuat penontonnya yang tadinya dipenuhi kecemasan dan ketakutan, menjadi sumringah dan tersenyum bahagia. Sebuah ajang nostalgia yang sekaligus menjawab pertanyaan yang mungkin selama ini terpendam di benak kita. Oh ya, seseorang malah berkata pada saya bahwa AADC 2 sebenarnya nggak baik karena mengajarkan balikan ke mantan. Hmm.. Sepertinya seseorang tersebut perlu di ajak balikan, nih!~







Title: Ada Apa Dengan Cinta 2 | Genre: Romance, Drama, Comedy | Director: Riri Riza | Producer: Mira Lesmana | Writer: Riri Riza, Prima Rusdi | Release Date: 28 April | Running Time: 123 Minutes | Country: Indonesia | Language: Bahasa | Location: Jakarta, Yogyakarta, New York City | Cast: Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Adinia Wirasti, Sissy Priscillia, Titi Kamal, Dennis Adhiswara, Ario Bayu, Christian Sugiono, Dimi Cindyastira | IMDb














Translate

Waiting Lists

Sur mes lèvres.jpg Dark, brown-tinted and horror-themed image of a man in an asbestos-removal suit (to the right side of the poster), with an image of a chair (in the middle of the image) and an image of a large castle-like building at the top of the image. The text "Session 9" is emboldened in white text in the middle of the image, and near the bottom of the image is written, "Fear is a place." Lisbeth Salander with Mikael Blomkvist The Girl Who Played with Fire.jpg Page turner.jpg Le trou becker poster3.jpg Nightwatch-1994-poster.jpg Headhunter poster.jpg On the Job Philippine theatrical poster.jpg The Song of Sparrows, 2008 film.jpg The-vanishing-1988-poster.jpg Three Monkeys VideoCover.png