August 27, 2016

The Sunshine Blogger Awards 2016


The Sunshine Blogger Awards 2016
Challenge Accepted!!






It's such an honor for me when Sinekdoks nominates me for The Sunshine Blogger Awards 2016. I'm even speechless. Thank you so much. Anyway, being nominated means I have to answers 11 questions. So, here they are. 

01. When was the last time you guys reading something for real?
– Five months ago

02. Which one is getting overrated: novel adaptation or comic book adaptation?
– Novel adaptation

03. IF you should adapt a novel or a comic book to be a movie, which title would you pick?
– Crooked House by Agatha Christie

04. And who would you set to direct and star?
– Park Chan-wook
– Natalie Portman, Martin Wallström, Daniel Craig

05. When was the last time you cried while watching movie?
– A month ago

06. When was the last time you got a real guilty pleasure?
– A month ago

07. What concert did you last see?
– I didn’t remember

08. What’s your feel-good song?
– Rano Pano by Mogwai

09. What song reminds you to your last heartbreak?
– Rindu Itu Keras Kepala by Christabel Annora

10. Tough one, Marvel Cinematic Universe or Star Wars?
– Star Wars

11. Help me settling this Oscar dispute, Boyhood or Birdman?
– Boyhood


My answers are so simple, huh? Yeah, I answered them in comment section here in my busy working hour anyway :D.

-------------------------------------------------- .. ---------------------------------------------------------------------

There are fundamental rules that I have to do to pass and receive the awards:
  • Post the award on your blog (done!!)
  • Thank the person who nominated you (done!!)
  • Answer the 11 questions they set you (done!!)
  • Pick another 11 bloggers (and let them know they are nominated!) (below)
  • Set them 11 questions (below)

And here they are, the 11 questions I make, special for the lucky bloggers I tag.
  1. When was the last time you go to cinema?
  2. What's your favorite quote from movie?
  3. Park Chan-wook or Bong Joon-ho?
  4. If you could be a character from movie, which one would it be?
  5. Korean series or Japanese series?
  6. What's your favorite villain character from TV series?
  7. How many Danish movies you ever watched?
  8. What's the most absurd movie you ever watched? 
  9. What's your first song you sing in Smule?
  10. Give me 'two words' to describe about post rock!
  11. Suede (band) or Blur (band)?

And the lucky ones are:
  1. Bavner Donaldo in Cinejour
  2. Iza Anwar in Iza-Anwar
  3. Timothy Stevano in Kritikus Film Gadungan
  4. AnDo in Yusahrizal (Toumei Ningen)
  5. Rasyidharry in Movfreak
  6. CineTariz in Cinetariz
  7. Blenk in Blenk Ilustrator 

It's just 7 and I have 4 spots left for anyone who would like to get nominated. You can just simply answer the questions via comment section below if you don't wanna post it in your own blog. Good luck!




August 10, 2016

Linda Linda Linda (2005)

Rewatch



Linda Linda Linda (2005)

Film Remaja Untuk Yang Tidak Suka Menonton Film Remaja







Hanya tiga hari sebelum festival sekolah berlangsung, Kei sang keyboardist (Yu Kashii), Kyoko sang drummer (Aki Maeda) dan Nozomi sang bassist (Shiori Sekine) terpaksa merekrut vokalis baru secara 'asal' untuk band mereka. Dan yang terpilih adalah Son (Bae Doo-na), siswa pertukaran pelajar dari Korea yang masih kesulitan berbahasa Jepang. Dengan waktu yang singkat, mereka harus berlatih maksimal agar bisa tampil di festival sekolah. Apakah mereka berhasil tampil dalam festival tersebut? 

Ini ketiga kalinya saya menonton film ini sejak pertama kali menontonnya tiga tahun lalu. Hasrat ingin menonton ulang pun terjadi waktu saya sedang beres-beres hardisk external dan menemukan film ini. Dulu, waktu pertama menontonnya, saya cukup enjoy walaupun kebingungan di beberapa bagian. Dan sekarang ketika saya menonton ulang, saya semakin enjoy menontonnya, bahkan feel yang dulunya tidak saya dapat, malah saya rasakan sekarang. Padahal kalau ditilik kembali, plot ceritanya sangat sederhana; cuma sekumpulan siswi sekolah yang berlatih keras demi untuk tampil di festival sekolah. Bayangkan, cuma level festival sekolah!! Bukan, bukan saya sepele atau merendahkan, tapi sebaliknya, saya salut dengan kerja keras mereka berlatih siang malam untuk tampil. Bahkan mereka rela latihan di studio yang lokasinya jauh dan rela menginap di sekolah demi latihan. Dan saya seperti merasakan sendiri perjuangan mereka berlatih itu karena tampil di atas panggung, tuh rasanya bahagia sekali, bahkan tak terkatakan dengan kata-kata; karena saya juga mantan anak band. Tampil di acara pernikahan aja rasanya sudah 'wah' banget, apalagi kalau tampil di festival :D. Dan melihat adegan dimana keempat gadis tersebut latihan band, terasa begitu menyenangkan sekaligus membuat saya sedikit bernostalgia.

Lalu, jika ceritanya hanya tentang band aja, apa tidak bosan menontonnya dengan durasi 114 menit? Jawabannya TIDAK!!! Percayalah, kalau anda sudah menonton film ini, durasi segitu malah tidak terasa sama sekali dan tiba-tiba saja filmnya sudah selesai. Tentu saja karena film ini mempunyai alur cerita yang ringan, sederhana, menyenangkan dan mengalir begitu aja. Tidak ada sajian yang muluk-muluk sehingga terasa begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Tema persahabatan dipaparkan dengan begitu kental, ditambah dengan sedikit bumbu pemanis kisah romansa remaja yang malu-malu kucing sudah cukup menjadi daya tarik untuk film ini.

Dan film ini semakin hidup dengan akting brilian dari Bae Doo-na (salah satu aktris Korea favorit saya!) yang sangat tepat memerankan karakter Son. Linda Linda Linda tidak akan semenarik ini tanpa akting keren dari Bae Doo-na. Sekedar info, usia Bae Doo-na sudah 26 tahun, lho ketika main di film ini, tapi wajahnya masih terlihat muda dan imut, bahkan lebih imut dari wajah Yu Kashii yang beda umurnya sekitar 8 tahun. Yu Kashii aktingnya biasa saja. Yang paling berkesan hanya wajah cantik dan suara cemprengnya saja. Dan dari semua filmnya yang pernah saya tonton, saya belum pernah sekali pun terkesan dengan akting dari istri Joe Odagiri ini. Untuk film ini, Yu Kashii harus belajar memainkan alat musik. Sedangkan Aki Maeda dan Shiori Sekine aslinya memang bisa bermain alat musik. Akting Aki Maeda bisa dilihat juga di film Battle Royale yang melambungkan namanya. Sedangkan Shiori Sekine aslinya memang seorang bassist sebuah band bernama Base Ball Bear. Dan sepertinya Linda Linda Linda adalah satu-satunya film yang dia bintangi hingga saat ini. Ada juga penampilan cameo dari Kenichi Matsuyama sebelum dia menjadi seorang aktor terkenal seperti sekarang. 

Buat penikmat musik mungkin bakal mikir, kok film ini judulnya seperti judul lagunya The Blue Hearts? Ya, memang benar, Linda Linda Linda adalah lagu dari band Jepang The Blue Hearts. Dan lagu tersebutlah yang akan dimainkan oleh Paran Maum (The Blue Hearts dalam bahasa Korea), band besutan Kei dkk dalam film ini. Kalau mau dengar Bae Doo-na nyanyi (dan ternyata suaranya cukup bagus), ayo segera tonton film Linda Linda Linda. Tambahan info, Paran Maum juga merilis CD single mereka beserta album OST Linda Linda Linda yang digarap oleh James Iha, gitaris The Smashing Pumpkins. Finally, saya sangat merekomendasikan film Linda Linda Linda untuk anda semua, terutama untuk yang tidak menyukai film remaja klise yang basi. 






Title: Linda Linda Linda | Genre: Drama, Music, Teen, Comedy | Director: Nobuhiro Yamashita | Music: James Iha, The Blue Hearts, Base Ball Bear, Shione Yukawa | Release dates: July 23, 2005 | Running time: 114 minutes | Language: Japanese | Cast: Bae Doona, Aki Maeda, Yu Kashii, Shiori Sekine, Kenichi Matsuyama, Keisuke Koide | IMDb | Rotten Tomatoes







August 03, 2016

Synecdoche, New York (2008)

Synecdoche, New York (2008)

Imitasi Kehidupan Dalam Sebuah Panggung






Warning: Contain Spoiler!

Caden Cotard (Philip Seymour Hoffman) adalah seorang sutradara teater di Schenectady, New York. Cotard memiliki seorang istri, Adele Lack (Catherine Keener), seorang pelukis gambar-gambar mini dan seorang putri berusia empat tahun yang bernama Olive (Sadie Goldstein). Selain harus berjuang keras dengan pekerjaannya, Cotard juga merasa tidak bahagia dengan kehidupan rumah tangganya. Dia lalu menjalin affair dengan Hazel (Samantha Morton), seorang penjaga tiket. Namun, di saat Cotard merasa bahwa perselingkuhan tersebut salah, Adele malah memilih pergi bersama sahabatnya, Maria (Jennifer Jason Leigh) ke Berlin dengan membawa serta Olive. Di saat bersamaan, Cotard mendapatkan bantuan dana "MacArthur Fellowship" untuk mewujudkan impian artistiknya. Dia lalu menciptakan replika kehidupan kota New York sebagai bagian dalam pertunjukannya.

Tanpa tahu jalan ceritanya dan tanpa ekspektasi apapun, saya tanpa sadar menikmati sekali film Synecdoche, New York ini. Padahal, jujur, film ini membuat saya bingung dan bertanya-tanya terus sepanjang film berlangsung, tetapi anehnya saya menikmati sekali momen-momen kebingungan tersebut. Synecdoche, New York adalah buah karya seorang Charlie Kaufman yang terkenal dengan naskah-naskahnya yang cerdas dan diluar logika seperti Being John Malkovich, Adaptation, Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Dan kali ini Kaufman sendirilah yang menyutradarai naskah buatannya dan hasilnya adalah Synecdoche, New York; sebuah film dengan plot yang kompleks, absurd, dan tentu saja membuat penontonnya harus berpikir keras sepanjang film berlangsung. Ini adalah sebuah film yang indah, berseni dengan perpaduan akting, musik dan dialog yang sempurna. Sesuatu yang jarang ditemui dalam tipikal film-film Hollywood saat ini. Sesuatu yang sukses memberikan kesan mendalam ketika film usai. Dan film ini kualitasnya dipuji oleh banyak kritikus film, seperti Rogert Ebert misalnya, yang menyatakan bahwa Synecdoche, New York sebagai "The Best Movie of the Decade in 2009". Namun, keberhasilan film ini di mata para kritikus film malah berbanding terbalik dengan yang terjadi di lapangan. Film ini justru kurang sukses di pasaran. Memang, Synecdoche, New York bukanlah film yang bisa dinikmati oleh semua orang.

Sinekdok yang bermakna penggambaran sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan atau sebaliknya, dipaparkan secara jelas oleh Kaufman dalam film ini, dimana Cotard mempresentasikan segala lika-liku kehidupannya dalam miniatur kota New York yang dibangunnya untuk pementasan teaternya, lengkap dengan bangunan dan orang-orang di dalamnya. Teater tersebut ibarat sebuah sinekdok, dimana pementasan yang dilakukan di panggung mempresentasikan kejadian yang terjadi di dalam sebuah kehidupan nyata, begitu juga sebaliknya dimana kehidupan nyata dapat dilihat hanya sebagai sebuah teater dan kehidupan hanyalah sebuah pementasan belaka. Seperti halnya replika kota New York yang dibangun Cotard merupakan sinekdok dari kehidupannya; tidak jelas apakah kejadian yang terjadi dalam kehidupannya hanyalah sebuah pementasan belaka ataukah pementasan tersebut sebenarnya terjadi di kehidupan nyata. Kita akan dibawa dalam suasana dimana kita akan sulit membedakan yang mana yang nyata, mimpi atau hanya imajinasi. Ya, Kaufman membuat batas antara imajinasi dan kenyataan terasa kabur, memudar dan seolah menyatu. 

Kaufman juga memasukkan banyak unsur metafora dan simbol-simbol yang berbicara, seperti The Burning House contohnya. The Burning House tersebut ibarat takdir kematian yang tak terelakkan, namun Hazel tetap memilih membeli rumah tersebut walaupun dia tahu bahwa rumah tersebut tidak aman dan kapan saja bisa terbakar. Hazel menyingkirkan rasa takutnya dan menerima takdir hidupnya karena dia menyadari bahwa setiap orang pasti akan mati dan dia lebih memilih mati di rumah yang indah walaupun harus terbakar nantinya. Hal yang sangat berkebalikan dengan Cotard yang seperti tidak bisa menerima takdirnya dan takut akan kematian. Itulah mengapa kehidupan manusia merupakan subjek terpenting yang digambarkan dalam film ini. Jika kita melihat bahwa pertunjukan teater Cotard dan alur cerita dalam film ini tampak berantakan dan acak, itu karena kehidupan pun demikian adanya. Tak ada yang statis. Film ini juga menyoroti perjalanan hidup seseorang terutama tentang sisi gelap dalam diri seseorang yang terus menghantui. Ketakutan-ketakutan itu terlihat dalam hasil karya Cotard dimana dia menciptakan panggung teater yang semakin lama semakin besar ukurannya. Kontras dengan karya lukisan buatan Adele yang justru semakin lama semakin berukuran kecil dan menjadikannya seniman yang sukses. Ya, Synecdoche, New York adalah film tentang kehidupan, tentang kematian, juga eksistensi.

Akting yang hebat ditunjukkan dari para pemainnya; terutama Philip Seymour Hoffman yang benar-benar menunjukkan taringnya di film ini. Hoffman seolah menyatu dengan karakter Cotard yang rapuh, putus asa dan depresi dengan kehidupannya. Pemain lain seperti Samantha Morton, Michelle Williams, Catherine Keener, Emily Watson, Dianne Wiest, Jennifer Jason Leigh, Hope Davis dan Tom Noonan tak kalah briliannya beradu akting di film ini. Ditutup dengan sajian lagu Litte Person yang memukau dari Deanna Storey, Synecdoche, New York adalah film yang akan meninggalkan bekas yang mendalam ketika selesai menontonnya. Synecdoche, New York is beautifully haunting. I really love love love this movie.








Title: Synecdoche, New York | Genre: Drama  | Director: Charlie Kaufman | Writer: Charlie Kaufman | Music: Jon Brion | Cinematography: Frederick Elmes | Release dates: May 23, 2008 (Cannes), October 24, 2008 (United States, limited) | Running time: 123 minutes | Country: United States | Language: English | Cast: Philip Seymour Hoffman, Samantha Morton, Michelle Williams, Catherine Keener, Emily Watson, Dianne Wiest, Jennifer Jason Leigh, Hope Davis, Tom Noonan | IMDb | Rotten Tomatoes









Translate

Waiting Lists

Sur mes lèvres.jpg Dark, brown-tinted and horror-themed image of a man in an asbestos-removal suit (to the right side of the poster), with an image of a chair (in the middle of the image) and an image of a large castle-like building at the top of the image. The text "Session 9" is emboldened in white text in the middle of the image, and near the bottom of the image is written, "Fear is a place." Lisbeth Salander with Mikael Blomkvist The Girl Who Played with Fire.jpg Page turner.jpg Le trou becker poster3.jpg Nightwatch-1994-poster.jpg Headhunter poster.jpg On the Job Philippine theatrical poster.jpg The Song of Sparrows, 2008 film.jpg The-vanishing-1988-poster.jpg Three Monkeys VideoCover.png