Showing posts with label Kenichi Matsuyama. Show all posts
Showing posts with label Kenichi Matsuyama. Show all posts

August 10, 2016

Linda Linda Linda (2005)

Rewatch



Linda Linda Linda (2005)

Film Remaja Untuk Yang Tidak Suka Menonton Film Remaja







Hanya tiga hari sebelum festival sekolah berlangsung, Kei sang keyboardist (Yu Kashii), Kyoko sang drummer (Aki Maeda) dan Nozomi sang bassist (Shiori Sekine) terpaksa merekrut vokalis baru secara 'asal' untuk band mereka. Dan yang terpilih adalah Son (Bae Doo-na), siswa pertukaran pelajar dari Korea yang masih kesulitan berbahasa Jepang. Dengan waktu yang singkat, mereka harus berlatih maksimal agar bisa tampil di festival sekolah. Apakah mereka berhasil tampil dalam festival tersebut? 

Ini ketiga kalinya saya menonton film ini sejak pertama kali menontonnya tiga tahun lalu. Hasrat ingin menonton ulang pun terjadi waktu saya sedang beres-beres hardisk external dan menemukan film ini. Dulu, waktu pertama menontonnya, saya cukup enjoy walaupun kebingungan di beberapa bagian. Dan sekarang ketika saya menonton ulang, saya semakin enjoy menontonnya, bahkan feel yang dulunya tidak saya dapat, malah saya rasakan sekarang. Padahal kalau ditilik kembali, plot ceritanya sangat sederhana; cuma sekumpulan siswi sekolah yang berlatih keras demi untuk tampil di festival sekolah. Bayangkan, cuma level festival sekolah!! Bukan, bukan saya sepele atau merendahkan, tapi sebaliknya, saya salut dengan kerja keras mereka berlatih siang malam untuk tampil. Bahkan mereka rela latihan di studio yang lokasinya jauh dan rela menginap di sekolah demi latihan. Dan saya seperti merasakan sendiri perjuangan mereka berlatih itu karena tampil di atas panggung, tuh rasanya bahagia sekali, bahkan tak terkatakan dengan kata-kata; karena saya juga mantan anak band. Tampil di acara pernikahan aja rasanya sudah 'wah' banget, apalagi kalau tampil di festival :D. Dan melihat adegan dimana keempat gadis tersebut latihan band, terasa begitu menyenangkan sekaligus membuat saya sedikit bernostalgia.

Lalu, jika ceritanya hanya tentang band aja, apa tidak bosan menontonnya dengan durasi 114 menit? Jawabannya TIDAK!!! Percayalah, kalau anda sudah menonton film ini, durasi segitu malah tidak terasa sama sekali dan tiba-tiba saja filmnya sudah selesai. Tentu saja karena film ini mempunyai alur cerita yang ringan, sederhana, menyenangkan dan mengalir begitu aja. Tidak ada sajian yang muluk-muluk sehingga terasa begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Tema persahabatan dipaparkan dengan begitu kental, ditambah dengan sedikit bumbu pemanis kisah romansa remaja yang malu-malu kucing sudah cukup menjadi daya tarik untuk film ini.

Dan film ini semakin hidup dengan akting brilian dari Bae Doo-na (salah satu aktris Korea favorit saya!) yang sangat tepat memerankan karakter Son. Linda Linda Linda tidak akan semenarik ini tanpa akting keren dari Bae Doo-na. Sekedar info, usia Bae Doo-na sudah 26 tahun, lho ketika main di film ini, tapi wajahnya masih terlihat muda dan imut, bahkan lebih imut dari wajah Yu Kashii yang beda umurnya sekitar 8 tahun. Yu Kashii aktingnya biasa saja. Yang paling berkesan hanya wajah cantik dan suara cemprengnya saja. Dan dari semua filmnya yang pernah saya tonton, saya belum pernah sekali pun terkesan dengan akting dari istri Joe Odagiri ini. Untuk film ini, Yu Kashii harus belajar memainkan alat musik. Sedangkan Aki Maeda dan Shiori Sekine aslinya memang bisa bermain alat musik. Akting Aki Maeda bisa dilihat juga di film Battle Royale yang melambungkan namanya. Sedangkan Shiori Sekine aslinya memang seorang bassist sebuah band bernama Base Ball Bear. Dan sepertinya Linda Linda Linda adalah satu-satunya film yang dia bintangi hingga saat ini. Ada juga penampilan cameo dari Kenichi Matsuyama sebelum dia menjadi seorang aktor terkenal seperti sekarang. 

Buat penikmat musik mungkin bakal mikir, kok film ini judulnya seperti judul lagunya The Blue Hearts? Ya, memang benar, Linda Linda Linda adalah lagu dari band Jepang The Blue Hearts. Dan lagu tersebutlah yang akan dimainkan oleh Paran Maum (The Blue Hearts dalam bahasa Korea), band besutan Kei dkk dalam film ini. Kalau mau dengar Bae Doo-na nyanyi (dan ternyata suaranya cukup bagus), ayo segera tonton film Linda Linda Linda. Tambahan info, Paran Maum juga merilis CD single mereka beserta album OST Linda Linda Linda yang digarap oleh James Iha, gitaris The Smashing Pumpkins. Finally, saya sangat merekomendasikan film Linda Linda Linda untuk anda semua, terutama untuk yang tidak menyukai film remaja klise yang basi. 






Title: Linda Linda Linda | Genre: Drama, Music, Teen, Comedy | Director: Nobuhiro Yamashita | Music: James Iha, The Blue Hearts, Base Ball Bear, Shione Yukawa | Release dates: July 23, 2005 | Running time: 114 minutes | Language: Japanese | Cast: Bae Doona, Aki Maeda, Yu Kashii, Shiori Sekine, Kenichi Matsuyama, Keisuke Koide | IMDb | Rotten Tomatoes







December 09, 2015

The Taste of Tea | Cha no aji (2004)


The Taste of Tea (2004)






Keluarga Haruno tinggal di pedesaan daerah perfektur Tochigi, bagian Utara Tokyo. Nobuo (Tomokazu Miura) sebagai kepala rumah tangga, adalah seorang hipnoterapis. Sang istri, Yoshiko (Satomi Tezuka) tidak mau menjadi ibu rumah tangga seperti wanita kebanyakan. Dia memilih mengerjakan proyek animasi film di rumah. Yoshiko bahkan meminta bantuan mertuanya, kakek Akira (Tatsuya Gashuin) seorang lelaki tua yang eksentrik dan mantan animator sebagai asistennya. Hajime (Takahiro Sato), sebagai anak sulung yang mahir bermain Go sedang mengalami masa-masa sulit menghadapi masa puber dan hubungan dengan lawan jenis. Sedangkan Sachiko (Maya Banno) yang berusia 8 tahun selalu melihat versi raksasa dari dirinya sendiri. Tak ketinggalan, Ayano (Tadanobu Asano), paman Sachiko dan Hajime yang bekerja sebagai sound engineer dan produser rekaman, baru saja tiba dari Tokyo. Dia menceritakan pengalaman masa kecilnya yang akhirnya mempengaruhi Sachiko untuk melenyapkan alter egonya yang selalu menghantuinya. 
 
Absurd, weird, aneh, fun, lucu dan menyenangkan. Itulah kesan yang saya dapat ketika selesai menonton film The Taste of Tea ini. Keabsurdan film ini sudah terlihat dari adegan pembukanya yang menampilkan adegan kereta api yang tiba-tiba keluar dari dahi Hajime. Lalu adegan sosok raksasa dari Sachiko yang kerap hadir bersamanya di saat-saat tertentu dan adegan-adegan lainnya sepanjang film ini berlangsung. Imajinasi kita diajak menjadi 'liar' seketika. Dan untungnya, film ini disajikan dengan gaya cerita yang asik dan menyenangkan sehingga keliaran imajinasi kita semakin terasah. Jika dibuat dengan cerita yang serius, mungkin saja malah sukar untuk berimajinasi. Perasaan pun menjadi campur aduk menonton film ini. Namun yang pasti perasaan puas menyelimuti saya. And I like this movie!. Adegan-adegannya yang absurd tak pelak sering membuat saya minimal tersenyum melihatnya, bahkan tertawa terbahak-bahak. Yang paling lucu tentu saja adegan ketika rekaman lagu di studio. That scene is so funny, seriously! Walaupun yang ada di benak saya ketika adegan absurd tersebut adalah: what the hell is it?. Tak kalah absurd, lucu dan sedikit mengenaskan adalah adegan “Convenience Store Incident” di tempat makan. "Percakapan macam apa itu?" Ya, percakapan yang sukses membuat saya melongo dan kemudian seketika tertawa. Namun, cerita aneh masa kecil dari Ayano-lah yang pertama kali membuat saya seketika langsung suka dengan film ini; cerita aneh yang membuat saya melongo dan kemudian tertawa terpingkal-pingkal. 

The Taste of Tea adalah film ketiga garapan sutradara Katsuhito Ishii. Saya tidak bisa membandingkan film ini dengan kedua filmnya terdahulu karena saya belum menontonnya. Tapi yang pasti saya mulai jatuh cinta dengan karya Ishii karena film The Taste of Tea ini dan ingin menonton film-filmnya yang lain. Seperti sajian teh yang hangat, film ini menunjukkan kehangatan keluarga Haruno yang unik. Cerita tentang heartwarming family selalu mendapat tempat di hati saya. Begitu pun dengan keluarga Haruno yang secara tidak langsung mengajak kita untuk bergabung dengan mereka, menjadi bagian dari keluarga unik bin aneh tersebut. Bersetting di sebuah pedesaan yang jauh dari kota (dan saya sangat suka dengan setting seperti itu), kita akan menyaksikan bagaimana keluarga Haruno menjalani kehidupan mereka sehari-hari, lengkap dengan permasalahan yang mereka hadapi. And I like seeing them fight with their own problem and solved it by their own way. Hal-hal seperti itu memang sering ditemui dalam film berbasis slice of life seperti ini tapi justru itulah yang menarik dari film dengan tema seperti itu. Seperti ada spirit baru yang hadir selepas menonton film ini. Setidaknya itu yang saya alami. Durasi yang panjang, sama sekali tidak membuat saya bosan - padahal saya termasuk yang susah menonton film dengan durasi panjang. Alurnya terasa asik untuk diikuti. The Taste of Tea memang memberikan sentuhan yang berbeda; sangat menghibur dan menyenangkan untuk ditonton. Film yang berjudul asli Cha no Aji ini mengingatkan saya pada salah satu film favorit saya, Amélie.

Di dukung jajaran pemain yang sudah punya pengalaman akting yang mumpuni seperti Tadanobu Asano, Tomokazu Miura, Tatsuya Gashuin, Satomi Tezuka, Susumu Terajima, tentu saja menambah poin plus untuk film ini. Bahkan pemain baru seperti Takahiro Sato, Maya Banno, Anna Tsuchiya juga berakting dengan baik. Dan lihatlah jajaran additional cast-nya. Mereka adalah para aktor yang saat bermain di film ini belumlah menjadi seorang bintang besar seperti sekarang, yang bahkan kemunculannya pun di film ini mungkin akan terlewatkan begitu saja. Kenichi Matsuyama, Saki Aibu, Machiko Ono, Kase Ryo, Rinko Kikuchi. Saya bahkan harus memutar ulang film ini hanya untuk melihat di adegan mana mereka muncul.

Menyentuh, lucu, unik, aneh, imajinatif, absurd dan hangat seperti secangkir teh, The Taste of Tea adalah film yang wajib anda tonton. Film tanpa batas imajinasi yang akan membawa anda sesaat ke 'dunia lain'.








Title: The Taste of Tea / Cha no Aji | Genre: Comedy, Drama | Director: Katsuhito Ishii | Music: Little Tempo | Release dates: July 17, 2004 | Running time: 143 minutes | Country: Japan | Language: Japanese | Cast: Tadanobu Asano, Takahiro Sato, Maya Banno, Satomi Tezuka, Tomokazu Miura, Tatsuya Gashuin, Anna Tsuchiya | IMDb | Rotten Tomatoes













December 09, 2012

Usagi Drop (2011)



Usagi Drop (2011)








Bunny Drop (2011)
Usagi doroppu
Based on Bunny Drop by Yumi Unita
Release date(s): June 2011 (Shanghai Festival), August 20, 2011 (Japan)
Running time: 114 minutes
Country: Japan
Language: Japanese
 


Watched: 9 Dec 2012




Jelas, ketiga pemeran utama film ini adalah favorit saya. Kenichi yang sukses memerankan karakter 'L' dengan sangat bagus di Death Note, aktingnya sudah tidak usah diragukan lagi. Lalu Mana Ashida yang aktingnya super bagus di dorama Mother, membuat gadis kecil nan imut ini jadi idola baru saya. Yang terakhir tentu saja Karina yang aktingnya jempolan di dorama Daisuki! tapi baru kali ini saya melihat aktingnya di film. 


Cerita bermula ketika Daikichi (Kenichi Matsuyama), seorang pria lajang berumur sekitar 30 tahunan menghadiri pemakaman kakeknya. Semua orang yang hadir terpana karena wajahnya yang bagaikan klon sang kakek. Di acara pemakaman tersebut hadir seorang gadis kecil bernama Rin (Mana Ashida) yang menarik perhatian Daikichi. Ternyata dia adalah anak hasil hubungan gelap kakeknya. Gadis kecil itu terlihat begitu sedih tapi tetap tegar. Bahkan dia menyelipkan bunga lonceng kesayangan sang ayah ke dalam peti mayat.


Selesai pemakaman, semua sanak keluarga berunding siapa yang akan merawat Rin. Karena semua menolak, akhirnya Daikichi mengajukan diri untuk merawat Rin. Tapi akhirnya Daikichi malah jadi bingung sendiri.


Film yang diadaptasi dari manga dengan judul yang sama ini, menceritakan kisah bagaimana Daikichi mengurus seorang anak kecil, dimana dia sendiri belum berpengalaman sama sekali. Kita akan diajak turut serta mengikuti aktivitas mereka berdua, seperti di pagi hari Daikichi harus berlari-lari menuju stasiun kereta api sambil menggendong Rin, lalu lari lagi sampai menuju sekolah, lalu lari lagi sampai kantor. Lalu malamnya, dia menjemput Rin dari sekolah. Seperti itu terus berulang-ulang setiap harinya. Benar-benar penuh perjuangan.


Tapi disitulah kita akan melihat betapa Daikichi berusaha menjadi seorang kakak atau pun ayah yang baik untuk Rin. Betapa dia sangat  menyayangi Rin dan berusaha untuk membuat gadis kecil itu ceria dan selalu tersenyum. Melihat akting ciamik dari Ken dan Ashida, benar-benar angkat jempol. Chemistry yang mereka ciptakan begitu kuat dan natural. Setiap momen kebersamaan Daikichi dan Rin, menjadi scene-scene favorit saya.

 
 

Siapa coba yang tidak gemas melihat si imut Ashida? Siapa pun pasti akan langsung jatuh hati melihat aktingnya. Sedangkan Kenichi - yang sepertinya memang spesialis aktor live action movie - sampai saat ini aktingnya belum mengecewakan saya. Sayangnya, Karina justru terlihat biasa aja di sini. Entah karena memang porsinya yang tidak terlalu banyak, atau memang karakternya seperti itu. Saya sendiri memang belum membaca manga atau menonton animenya, jadi saya belum bisa bandingkan dengan live actionnya ini.

 



Tapi karena diadaptasi dari manga, beberapa adegan khas manga muncul di sini, seperti khayalan Daikichi yang sedang menari dengan seorang wanita dengan diiringi sebuah lagu berbahasa Jerman.


Kendati banyak adegan mengharukan di film ini, tapi belum mampu membuat saya menitikkan air mata. Tapi cukup membuat saya salut dengan hubungan antara Daikichi dan Rin.




 
 
 
 












Translate

Waiting Lists

Sur mes lèvres.jpg Dark, brown-tinted and horror-themed image of a man in an asbestos-removal suit (to the right side of the poster), with an image of a chair (in the middle of the image) and an image of a large castle-like building at the top of the image. The text "Session 9" is emboldened in white text in the middle of the image, and near the bottom of the image is written, "Fear is a place." Lisbeth Salander with Mikael Blomkvist The Girl Who Played with Fire.jpg Page turner.jpg Le trou becker poster3.jpg Nightwatch-1994-poster.jpg Headhunter poster.jpg On the Job Philippine theatrical poster.jpg The Song of Sparrows, 2008 film.jpg The-vanishing-1988-poster.jpg Three Monkeys VideoCover.png