January 26, 2014

From Me to You | Kimi ni Todoke (2010)



Kimi ni Todoke (2010)







Sawako Kuronuma (Tabe Mikako) selalu dihindari oleh teman-teman sekelasnya karena nama dan perawakannya menyerupai "Sadako", karakter utama dalam film horor Ringu. Mereka percaya bahwa ketika seseorang menatap mata Kuronuma selama lebih dari tiga detik, nasib buruk akan menimpa orang tersebut. Mereka juga percaya bahwa dia bisa memanggil hantu. Rumor ini semakin memburuk karena Kuronuma tidak dapat mengekspresikan pendapatnya secara terbuka. Namun, Sawako adalah orang yang baik dengan motto hidup adalah "Lakukan satu hal baik sekali sehari". Pada suatu hari, Kuronuma membantu seorang siswa baru di sekolahnya, Shota Kazehaya (Miura Haruma) yang tersesat menemukan jalan ke sekolah. Sejak saat itu, Kazehaya yang terkenal sebagai siswa populer di sekolah, menjadi dekat dengan Kuronuma. Tak hanya itu, Kuronuma juga menjalin pertemanan dengan Chizuru Yoshida (Renbutsu Misako) dan Ayane Yano (Watanabe Natsuna). Namun, rupanya rumor buruk tentang dirinya malah kian gencar. Di saat bersamaan, Ume Kurumizawa (Kiritani Mirei) yang menyukai Kazehaya sejak lama, datang meminta bantuannya untuk membantunya menyatakan perasaaan pada Kazehaya.

Waduh! Pas liat durasinya yang dua jam lebih, saya langsung lemas dan sempat tidak berminat untuk menontonnya. Sebelum itu, kenapa saya bisa menonton film ini? Iseng! Ya, iseng aja. Pengen menonton tontonan yang ringan aja dan kebetulan memang sempat punya keinginan sejak lama menontonnya melihat ratingnya yang lumayan. Tapi sepertinya film tipe romantis kayak gini yang memang selalu dapat rating tinggi, merupakan tontonan "berat" buat saya. 

Oke, kembali ke ceritanya, bisa dibilang there’s no something new here! No new formula! Ceritanya udah sering - bahkan teramat sering terjadi di film-film klasik cerita romantis anak sekolahan - dipake di film-film sejenis, si cewek kuper dengan si cowok popular dengan saingan si cewek yang suka dengan si cowok ditambah embel-embel cerita pertemanan. Bisa dimaklumi karena memang film ini berdasarkan manga – yang sepertinya lebih seru membaca manganya ketimbang menonton filmnya. Jadi intinya, tidak ada yang begitu spesial dari film ini. Harusnya, sih saya menontonnya beberapa waktu yang lalu ketika masih sekolah atau kuliah. Kalau sekarang, sih ini bukan tontonan yang tepat buat saya, apalagi dengan genre romance begini yang notabene bukan genre favorit saya. Yah, palingan sekedar tontonan pengisi waktu luang sekaligus menikmati wajah tampan Miura Haruma.






Title: Kimi no Todoke (From Me to You) | Genre: Drama | Director: Naoto Kumazawa | Release Date(s): 25 September 2010 | Running Time: 128 minutes | Country: Japan | Languange: Japanese | Starring: Tabe Mikako, Miura Haruma, Renbutsu Misako, Watanabe Natsuna, Kiritani Mirei | IMDb












January 19, 2014

Test Pack: You Are My Baby (2012)


Test Pack: You Are My Baby (2012)







"Apa adanya kamu, sudah melengkapi hidupku."


Rahmat (Reza Rahadian) dan Tata (Acha Septriasa) adalah pasangan suami-istri yang telah tujuh tahun menikah, namun belum dikarunia anak. Kendati demikian, rumah tangga mereka bahagia. Hanya saja, desakan dari ibunya Rahmat agar mereka segera memiliki momongan, membuat Tata menjadi terusik. Akhirnya, Rahmat dan Tata pun sibuk bereksperimen dengan berbagai hal yang bisa membuat mereka mendapatkan anak. Sayangnya, usaha tersebut belum membuahkan hasil. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk melakukan in vitro. Proses tersebut memberikan tekanan pada kedua pasangan tersebut. Di masa-masa berat seperti itu, Rahmat malah berhubungan kembali dengan mantan kekasihnya, Shinta (Renata Kusmanto), seorang super model yang baru saja bercerai dengan suaminya, Heru (Dwi Sasono) karena mandul.

Test Pack. Membaca judul film ini, mungkin yang ada di benak penonton, ini adalah film esek-esek yang beberapa tahun belakangan ini sangat subur menjamur digarap para sutradara lokal kita. Begitu juga dengan saya yang awalnya skeptis melihat judul dan para pemainnya (walaupun ada nama Reza Rahadian). Namun, keberhasilan Acha Septriasa membawa pulang Piala Citra di ajang FFI sebagai pemeran wanita terbaik, membuat saya penasaran dengan aktingnya dan tentu saja filmnya juga yang banyak dibilang bagus tersebut. Test Pack: You Are My Baby diangkat dari novel berjudul sama karya Ninit Yunita. Bukanlah perkara gampang menyatukan semua elemen penting di dalam sebuah novel menjadi sebuah film. Inilah tantangan terbesar bagi sang penulis naskah dan sutradara untuk mendeskripsikannya ke dalam sebuah sajian film yang menarik dan tidak membosankan. Saya memang tidak bisa berbicara banyak mengenai film ini jika dilihat dari sisi adaptasi novelnya karena saya sendiri belum membaca novelnya, namun saya menilai film ini cukup berhasil mencuri perhatian penonton dengan gaya bercerita yang menarik. Test Pack mampu menghadirkan jalinan kisah drama yang tidak berlebihan dan dihadirkan secara natural. Kisahnya mengalir dengan ringan tanpa embel-embel berlebihan. Film ini tampil apa adanya dan berusaha sebisa mungkin untuk sesuai dengan realitas kehidupan rumah tangga masyarakat di Indonesia. Film ini juga menyorot fenomena sosial masyarakat kita dalam memandang hal-hal seputar rencana kehamilan. Bahkan mengajak kita untuk berkontemplasi memikirkan makna dan tujuan dari pernikahan. Pesan moral yang disajikan dalam dialog-dialog juga cukup bagus. Unsur komedinya juga cukup menghibur dengan dialog segar yang kadang menggelitik dan minimal memaksa kita menyengir mendengarnya. Ditambah dengan adanya karakter-karakter seperti dr. Peni S (awas salah baca!) yang diperankan oleh Oon Project Pop, pasangan suami istri Sutoyo yang diperankan dengan sangat baik oleh Meriam Bellina dan Jaja Miharja yang memberi penyegaran di tengah-tengah konflik pelik para pemain utama.


Sayangnya, formula yang tadinya sudah digarap dengan sangat bagus, tiba-tiba berbalik ke arah yang salah alias membosankan, dengan menampilkan formula romance yang predictable, cerita yang bertele-tele dan terkesan dipanjang-panjangin, dan penyelesaian masalah yang terlalu singkat. Hal tersebut terjadi ketika masuk ke segmen antara Rahmat dan Shinta yang terkesan seperti mengulur-ulur waktu dengan kisah klise seperti kebanyakan film drama romantis lainnya. Selain itu ketidakberanian sang sutradara mengambil resiko untuk menciptakan ending yang berbeda dan penuh kejutan dan hanya mencari aman, menjadikan kisah yang tadinya sudah dibangun dengan sangat bagus di awal, menjadi terasa biasa saja di akhir. Yah, saya sangat menyesalkan endingnya yang khas film Indonesia banget. Coba Monty Tiwa lebih berani menciptakan ending yang unpredictable, pastilah Test Pack akan menjadi sajian film yang sangat sangat menarik.

Bagusnya, film ini dibintangi oleh para pemain yang bermain bagus. Reza Rahadian, yang memang bisa dibilang salah satu aktor berbakat yang kita punya saat ini, tak usah lagi diragukan aktingnya. Kali ini pun dia berhasil memerankan karakter Rahmat dengan sangat baik. Begitu juga dengan lawan mainnya, Acha Septriasa yang tak disangka bermain bagus memerankan karakter Tata. Hanya ketika scene marah saja, yang tampaknya aktingnya belum sepenuhnya mengeluarkan emosi, tapi sisanya cukup bagus. Chemistry antara Reza dan Acha pun terjalin dengan sangat baik. Selain itu ada juga, Renata Kusmanto yang aktingnya lumayan. Ditambah dengan para pemain lainnya yang menambah segar film ini, seperti Meriam Bellina, Jaja Miharja, Uli Herdinansyah, Gading Marten, Dwi Sasono. Hanya saja penampilan para bintang tamu dan cameo yang cukup banyak, menurut saya nggak terlalu perlu, sih!.

Walau masih banyak kekurangan di sana-sini, Test Pack: You Are My Baby mampu menghadirkan sebuah cerita romansa dewasa yang berhasil tampil bagus dan memukau. Film ini memberi pesan moral yang bagus, terutama untuk yang akan menikah atau telah menikah namun belum dikarunia anak. Dan film ini juga membawa angin segar ditengah minimnya film romance berkualitas dari dalam negeri. Ke depannya, kita merindukan film-film yang seperti ini yang tercipta dari para tangan sutradara negeri ini.





Title: Test Pack: You Are My Baby | Director: Monty Tiwa  | Release Date: 6 September 2012 | Running Time: 105 menit | Country: Indonesia | Starring: Reza Rahadian, Acha Septriasa, Renata Kusmanto, Meriam Bellina, Jaja Mihardja, Uli Herdinansyah, Dwi Sasono, Oon Project Pop  | IMDb
   












January 14, 2014

Point Blank | À bout Portant (2010)



Point Blank (2010)









Samuel Pierret (Gilles Lellouche) dan istrinya, Nadia (Elena Anaya) tengah menantikan kelahiran anak pertama mereka dalam kurun waktu tak lama lagi. Saat ini Samuel bekerja di rumah sakit sebagai calon perawat sembari menanti ujian untuk ikut tes sebagai perawat berlisensi. Di rumah sakit tempat dia bekerja, seorang korban kecelakaan bernama Hugo Sartet (Roschdy Zem) dirawat. Tiba-tiba Nadia diculik seseorang tepat di depan mata Samuel. Penculik tersebut menyuruh Samuel membawa kabur Hugo yang ternyata seorang kriminal berbahaya dari rumah sakit jika ingin nyawa sang istri selamat. Samuel akhirnya harus berhadapan dengan para gangster dan polisi dalam usaha menyelamatkan nyawa sang istri.

This film is so much fun to watch. Film ini memiliki pace yang cepat dan nyaris tanpa jeda. Tensinya naik turun begitu cepat dan semakin lama semakin cepat seperti sedang menaiki rollercoaster tanpa mengurangi ketegangan dan keasikan menontonnya dengan terus menerus memberi kejutan. Dalam selang waktu 84 menit, kita diajak ikut serta merasakan ketegangan seperti yang dialami Samuel dalam usaha menyelamatkan nyawa sang istri dan harus berhadapan dengan para penjahat serta polisi yang mengincarnya. Ceritanya sendiri mungkin sudah sering kita lihat di banyak film thriller sejenis, namun Cavayé berhasil menciptakan atmosfir menegangkan dengan memaksimalkan tiap adegannya dengan sangat baik. Adegan kejar-kejarannya benar-benar menegangkan dan berlangsung cepat. Adrenalin terpacu kencang menyaksikan tiap adegan dalam film ini. Adegan pembebasan Nadia di markas kepolisian merupakan sajian yang sangat menegangkan dan membuat saya berkali-kali menahan nafas menontonnya.

Akting memukau ditampilkan dengan baik oleh para pemainnya. Karakter Samuel diperankan dengan baik oleh Gilles Lellouche. Namun yang mencuri perhatian tentulah karakter Hugo yang diperankan oleh Roschdy Zem. Interaksi kedua karakter tersebut menciptakan sesuatu yang menarik di film ini, dimana mereka terpaksa harus bekerja sama demi kepentingan yang berbeda kendati mereka tidak saling percaya satu sama lain. Ada juga Elena Anaya yang berperan sebagai Nadia yang justru saya kenal duluan lewat aktingnya di film La piel que habito (The Skin I Live In).

Sayangnya film ini underrated, padahal film ini menyajikan thriller cerdas yang menegangkan dengan menawarkan sensasi rasa berbeda dari kebanyakan film action thriller Hollywood. Jadi, jika anda penyuka film thriller rasa Eropa dan bosan dengan Hollywood, À bout Portant (Point Blank) bisa jadi alternatif tontonan.






Title: À bout Portant (Point Blank) | Genre: Action/Crime/Thriller | Director: Fred Cavayé | Music: Klaus Badelt | Release dates: 1 December 2010 | Running time: 84 minutes | Country: France | Language: French | Starring: Gilles Lellouche, Roschdy Zem, Gérard Lanvin, Elena Anaya  | IMDb | Rotten Tomatoes















January 12, 2014

3 Hari untuk Selamanya (2007)


3 Hari untuk Selamanya (2007)



"Gue takut gue bukan apa-apa?"
"Maksudnya?"
"Gue takut gue nggak bisa jadi apa-apa."
"Hidup kan tentang perjuangan lagi, Bar. "



Yusuf (Nicholas Saputra) dan sepupunya Ambar (Adinia Wirasti), ditugaskan untuk mengantar seperangkat piring dan gelas antik untuk pernikahan kakak Ambar. Mereka menempuh perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta dengan mobil. Perjalanan yang seharusnya ditempuh dalam waktu sehari, menjadi tiga hari karena beberapa hal yang mereka alami dalam perjalanan yang merubah hidup mereka selamanya. 

Menonton road movie seperti 3 Hari Untuk Selamanya ini jelaslah harus menyiapkan mental dan fisik kuat untuk menontonnya. Kenapa? Hal yang paling ditakutkan adalah BOSAN!!!. Saya pribadi sempat ragu untuk menontonnya tetapi karena banyak yang mengatakan bahwa film ini mempunyai dialog-dialog yang cerdas dan mengesankan, saya jadi tertantang menonton film berdurasi 104 menit ini. Hasilnya? Saya setuju dengan pendapat orang-orang yang telah menontonnya, dimana kekuatan film ini memang terletak pada dialog-dialognya yang cerdas, segar dan to the point alias langsung menusuk ke dalam hati. Dialognya yang sekilas terkesan vulgar dan tidak mendidik itu, malah sebenarnya memiliki makna yang sangat mendalam, menggambarkan hal yang sebenarnya terjadi di masyarakat saat ini. Kita akan melihat gap antara gaya hidup tradisional dengan modern, dan ironisnya kebanyakan orang Indonesia terjebak dalam kedua situasi tersebut.

Percakapan antara kedua karakter yang sangat bertolak belakang - Yusuf yang cerdas, sopan, agak naif dan kurang gaul dengan Ambar yang berjiwa bebas dan terbiasa hidup dalam hedonisme kota seperti free sex, ganja, rokok, dan alkohol - terasa mengena dan jujur. Kita akan merasa geli dan nyengir-nyengir sendiri mendengar percakapan dua orang tersebut tentang pernikahan, seks, narkoba, hingga agama yang terdengar nyeleneh dan agak vulgar, namun memang menggambarkan realita yang terjadi pada generasi muda jaman sekarang. Salah satu percakapan yang menarik ketika mereka membahas usia-usia penting dan kritis yang dialami manusia yaitu usia 27, 29 dan 35. Dimana Kurt CobainJimi Hendrix dan Chairil Anwar meninggal di usia 27 tahun. Percakapan yang membahas umur tersebut seperti ini: “Pokoknya pas lo umur 27, lo akan ngambil sebuah keputusan penting yang akan ngubah hidup lo”; “Pas lo umur 29, posisi Bumi sama Planet Saturnus itu balik lagi di posisi yang sama waktu lo lahir. Nah Planet Saturunus itu, planet yang mempengaruhi alam bawah sadar lo. Itu semua, naluri alamiah lo, keluar semua. Meledak!” Keseluruhan dialog percakapan antara Yusuf dan Ambar memang cerdas dan wajar terjadi di antara dua orang yang memang sedang mencari identitas jati diri masing-masing. Hampir semua topik yang dibicarakan terasa menggantung, tidak ada solusi dan berlalu begitu saja. Namun hal tersebut wajar-wajar saja. Toh, kita juga sering seperti itu ketika bercerita. Yang terpenting adalah pembicaraan mengalir sambil mengeluarkan pendapat dengan topik yang beragam jenisnya.

Selain itu, film ini juga menggambarkan beragam budaya dan keindahan alam dari daerah-daerah yang dilewati selama dalam perjalanan. Namun, keindahan alamnya tidak serta merta diekspos berlebihan, melainkan dibiarkan tampil natural apa adanya, layaknya seperti kita memang benar-benar menikmati pemandangan ketika sedang dalam perjalanan. Dan sepanjang perjalanan tersebut, kita akan ditemani lagu-lagu dari Float dengan salah satu lagunya yang judulnya sama dengan judul film ini, Tiga Hari Untuk Selamanya. Di samping itu, beberapa peristiwa yang dialami oleh Yusuf dan Ambar selama dalam perjalanan tersebut, menjadikan film ini penuh dengan momen-momen yang berkesan. Hal-hal yang terkesan tidak begitu penting sepanjang perjalanan justru berhasil menghidupkan suasana perjalanan itu sendiri. Munculnya karakter kepala desa genit yang diperankan Tarzan menambah sedikit ruang segar dalam film ini. Dan Riri Riza menunjukkan dengan gamblang bagaimana sebenarnya sifat asli orang Indonesia itu sendiri - terutama orang desa yang sebenarnya tidak sepolos yang diduga - lewat berbagai peristiwa yang dialami Yusuf dan Ambar ketika menginap di rumah kepala desa tersebut. Nicholas Saputra dan Adinia Wirasti jelas memiliki andil besar menghidupkan film ini lewat karakter yang mereka perankan. Dan bagusnya, chemistry antara Nicholas dan Adinia terjalin dengan sangat baik. Baik Nicholas maupun Adinia bermain lepas, santai dan natural.

Memang, film ini bagi sebagian orang akan terasa flat dan tanpa klimaks, nyaris hanya berisi celotehan panjang dua orang yang sedang dalam perjalananan, namun film ini patut diapresiasi lebih. Terutama karena film ini adalah hasil karya anak negeri yang peduli akan sajian tontonan yang bagus dan bermutu tanpa mementingkan segi komersil belaka demi kemajuan perfilman dalam negeri.





Title: 3 Hari Untuk Selamanya | Director: Riri Riza | Duration: 104 minutes | Country: Indonesia | Starring: Nicholas Saputra, Adinia Wirasti | IMDb










January 04, 2014

2013 Movie Lists Watched


2013 Movie Lists Watched




January | Japanese Movie
  1. Rurouni Kenshin (2012) 
  2. Suteki na Kanashibari (2011)
  3. Swing Girls (2004) 
  4. Summer Time Machine Blues (2005)
  5. Noriko's Dinner Table (2005)
  6. Memories of Matsuko (2006)   
  7. Funuke Domo, Kanashimi No Ai Wo Misero (2007)
  8. Soredemo, Boku wa Yattenai (2007)
  9. Akiresu to kame (2008)
  10. Hana no Ato (2010) 

February | British Movie
  1. The Lady Vanishes (1938)
  2. The 39 Steps (1935)
  3. The Third Man (1949)
  4. The Children (2008)

 March | Korean Movie
  1. The Host (2006)
  2. Spring, Summer, Fall, Winter... and Spring (2003)
  3. Silenced (2011) 
  4. Today and the Other Days (2009) 
  5. A Bittersweet Life (2005)
  6. Sunny (2011)
  7. Masquerade (2012)
  8. ...ing (2003)

 April | Anime 
  1. Midori (1992)
  2. Summer Wars (2009)
  3. My Neighbors the Yamadas (1999)
  4. Mind Game (2004)
  5. Millennium Actress (2001)
  6. Paprika (2006)
  7. The Disappearance of Haruhi Suzumiya (2010)
  8. Tokyo Godfathers (2003)
  9. Perfect Blue (1997)

May | Hong Kong Movie
  1. In the Mood for Love (2000)
  2. Days of Being Wild (1990)
  3. 2046 (2004)
  4. Chungking Express (1994)

 June | Thai Movie
  1. Fan Chan (2003)
  2. Bangkok Traffic (Love) Story (2009)
  3. A Little Thing Called Love (2010)
  4. Hello Stranger (2010)

July | Bollywood Movie 
  1. Barfi! (2012)
  2. Special 26 (2013)
  3. Login (2012)
  4. A Wednesday (2008)
  5. Rang De Basanti (2006)

August | French Movie 
  1. He Loves Me... He Loves Me Not (2002)
  2. Léon: The Professional (1994)
  3. La Règle du Jeu (1939)
  4. La Femme Nikita (1990)
  5. Amour (2012)
  6. Belle de Jour (1967)

September | Hollywood Movie 
  1. Taxi Driver (1976)
  2. The Others (2001)
  3. Pulp Fiction (1994)

October | Danish Movie 
  1.  Jagten (2012)
  2.  Kapringen (2012)
  3.  En kongelig affære (2012)
  4.  Festen (1998)
 
November | Hungarian Movie
  1.  Kontroll (2003)
 
December | Indonesian Movie
  1. Mama Cake (2012)
  2. Catatan Akhir Sekolah (2005)
  3. Janji Joni (2005)




***Klik judul untuk membaca review








Translate

Waiting Lists

Sur mes lèvres.jpg Dark, brown-tinted and horror-themed image of a man in an asbestos-removal suit (to the right side of the poster), with an image of a chair (in the middle of the image) and an image of a large castle-like building at the top of the image. The text "Session 9" is emboldened in white text in the middle of the image, and near the bottom of the image is written, "Fear is a place." Lisbeth Salander with Mikael Blomkvist The Girl Who Played with Fire.jpg Page turner.jpg Le trou becker poster3.jpg Nightwatch-1994-poster.jpg Headhunter poster.jpg On the Job Philippine theatrical poster.jpg The Song of Sparrows, 2008 film.jpg The-vanishing-1988-poster.jpg Three Monkeys VideoCover.png