2046 (2004)
2046 (2004)
Drama
|
Fantasy
|
Romance
Director:
Wong Kar-wai
Music: Shigeru Umebayashi
Release date(s): 20 May 2004 (Cannes), 29 September 2004
Running time: 129 minutes
Country: Hong Kong
Language: Cantonese, Japanese, Mandarin
Running time: 129 minutes
Country: Hong Kong
Language: Cantonese, Japanese, Mandarin
Starring:
"Everyone who goes to 2046 has the same intention, they want to recapture lost memories. Because in 2046 nothing ever changes. But, nobody knows if that is true or not because no-one has ever come back"
Akhirnya, 2046 merupakan sajian penutup dari trilogy karya Wong Kar-Wai setelah Days of Being Wild (1990) dan In the Mood for Love (2000). Aktor utamanya masih diperankan oleh Tony Leung Chiu-Wai yang hanya muncul beberapa menit di akhir cerita Days of Being Wild dan merupakan pemain utama di In the Mood for Love.
Chow Mo-wan (Tony Leung Chiu-Wai) adalah seorang penulis yang menulis tentang masa depan. Namun sebenarnya apa yang dia tulis adalah masa lalu. Chow menulis cerita fiksi berjudul 2046 yang diambil dari pengalaman pribadinya bersama para wanita yang pernah dia temui; Lulu (Carina Lau), Bai Ling (Zhang Ziyi), Wang Jing Wen (Faye Wong), dan Su Li-Zhen (Gong Li).
Dalam cerita tersebut, Chow menjadikan dirinya dalam karakter seorang lelaki Jepang bernama Tak (Takuya Kimura) yang jatuh cinta pada robot android wanita yang menemaninya selama dalam perjalanan panjang menuju tempat misterius, 2046. Siapa pun yang ingin kesana, memiliki tujuan yang sama yaitu menemukan kembali memori yang hilang.
Seperti film-film karya Wong Kar-Wai, kali ini pun Wong menggambarkan individu-individu yang kesepian yang mencoba terhubung dengan orang lain melalui cara mereka sendiri. Karakter-karakter yang tercipta dalam film ini memiliki karakter dengan hambatan pribadi mereka sendiri. Seperti halnya Chow yang tidak ingin merasakan kegagalan kedua kalinya seperti dalam In the Mood for Love (2000) ketika menjalin hubungan dengan lawan jenis. Itulah mengapa dia tak pernah terpaku pada satu orang wanita dan lebih sering melakukan one night stands. Hasilnya, yang terluka adalah dari pihak wanita, seperti Bai Ling yang tidak pernah mampu masuk dalam kehidupan Chow.
Gambaran kegagalan di masa lalu, membekas kuat di ingatan Chow sehingga secara emosional tidak mampu membentuk ikatan hubungan dengan siapa pun. Chow menggambarkannya melalui tokoh android wanita yang tidak mampu merespon perasaan yang ada. Nampaknya hal tersebut dipahami betul oleh Su Li-Zhen kedua, sehingga dia menolak berhubungan lebih jauh dengan Chow.
Dalam cerita tersebut, Chow menjadikan dirinya dalam karakter seorang lelaki Jepang bernama Tak (Takuya Kimura) yang jatuh cinta pada robot android wanita yang menemaninya selama dalam perjalanan panjang menuju tempat misterius, 2046. Siapa pun yang ingin kesana, memiliki tujuan yang sama yaitu menemukan kembali memori yang hilang.
Seperti film-film karya Wong Kar-Wai, kali ini pun Wong menggambarkan individu-individu yang kesepian yang mencoba terhubung dengan orang lain melalui cara mereka sendiri. Karakter-karakter yang tercipta dalam film ini memiliki karakter dengan hambatan pribadi mereka sendiri. Seperti halnya Chow yang tidak ingin merasakan kegagalan kedua kalinya seperti dalam In the Mood for Love (2000) ketika menjalin hubungan dengan lawan jenis. Itulah mengapa dia tak pernah terpaku pada satu orang wanita dan lebih sering melakukan one night stands. Hasilnya, yang terluka adalah dari pihak wanita, seperti Bai Ling yang tidak pernah mampu masuk dalam kehidupan Chow.
Gambaran kegagalan di masa lalu, membekas kuat di ingatan Chow sehingga secara emosional tidak mampu membentuk ikatan hubungan dengan siapa pun. Chow menggambarkannya melalui tokoh android wanita yang tidak mampu merespon perasaan yang ada. Nampaknya hal tersebut dipahami betul oleh Su Li-Zhen kedua, sehingga dia menolak berhubungan lebih jauh dengan Chow.
Kali ini "The Real Chow behind his Mask" ditunjukkan secara gamblang. Karakternya seolah berubah 180 derajat dengan yang kita liat di In the Mood for Love (2000). He's like a bastard! A nicely bastard! Tony Leung Chiu-Wai pun membuktikan bahwa he's the real actor, selalu mampu berperan dengan karakter yang berbeda.
Untuk para pemain wanitanya, Zhang Ziyi terlihat yang paling menonjol. Karakternya sebagai Bai Ling menghiasi hampir separuh film dengan masuk ke kehidupan Chow, lalu pergi dan datang kembali. Zhang Ziyi menampilkan performance yang sangat bagus.
Untuk para pemain wanitanya, Zhang Ziyi terlihat yang paling menonjol. Karakternya sebagai Bai Ling menghiasi hampir separuh film dengan masuk ke kehidupan Chow, lalu pergi dan datang kembali. Zhang Ziyi menampilkan performance yang sangat bagus.
Karakter dengan nama Su Li Zhen lainnya yang diperankan oleh Gong Li juga karakter yang singkat. Tapi justru karakter tersebut yang paling membekas. Kissing scene-nya dengan Chow merupakan memorable scene yang melibatkan emosi mental dan fisik. Gong Li, seperti biasa: superb! Sedangkan karakter Su Li Zhen yang diperankan oleh Maggie Cheung hanya tampil sekilas dalam beberapa flashback.
Tak ketinggalan ada aktor Jepang ternama Takuya Kimura yang berperan sebagai kekasih Wang Jing Wen/Tak. Kimutaku pun kali ini membuktikan totalitasnya dalam berakting.
Jika anda pernah/sudah menonton karya Wong, anda pasti akan paham
betul bahwa sutradara satu ini selalu menampilkan sinematografi yang
indah di tiap filmnya. Permainan warna yang menarik, pengambilan angle
yang tidak biasa atau pun para karakternya yang selalu berbicara dalam bahasa masing-masing untuk berkomunikasi. Semuanya menjadi sajian komplit yang indah untuk menikmati karya seorang Wong Kar-Wai.
Whenever anyone asks me why I left 2046 I give them some vague answer. Before .... when people had a secret they did not want to share, the would climb a mountain. They would find a tree and carve a hole into it. And whisper the secret into the hole, then cover it over with mud. That way, nobody else would ever discover it.
IMDb
1 comment:
Great reading yyour blog post
Post a Comment