Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016)
Mampukah Memenuhi Ekspektasi Yang Diharapkan?
Mampukah Memenuhi Ekspektasi Yang Diharapkan?
"Rangga, apa yang kamu lakukan ke saya itu, JAHAT!,"
- Cinta -
- Cinta -
Maybe Contain Spoiler!
Seperti kita ketahui bahwa Ada Apa Dengan Cinta? (AADC) adalah salah satu film romansa tanah air yang fenomenal yang akhirnya melahirkan pasangan yang legendaris; Rangga dan Cinta. Dan setelah 14 tahun berlalu, sekuelnya pun akhirnya di buat. Tentu ini menjadi kabar gembira bagi para penggemar film fenomenal tersebut. Saya juga penggemar film ini tapi sejujurnya sedikit skeptis dengan lanjutan cerita Cinta dan Rangga ini. Saya rasa tidak perlu dibuat sekuelnya agar AADC menjadi kenangan abadi yang indah. Ya. saya sebenarnya takut jika sekuelnya tidak seperti yang diharapkan, mengecewakan dan di luar ekspektasi. Namun, melihat film ini ditangani oleh duo Riri Riza dan Mira Lesmana, kekhawatiran tersebut sedikit berkurang. Tetapi tetap saja, saya tidak berani berekspektasi terlalu tinggi. Hingga akhirnya begitu film ini ditayangkan di bioskop akhir April lalu, animo penonton luar biasa. Bahkan jumlah penonton semakin naik terus. Saya harus menjauhi yang namanya spoiler bertebaran di internet ataupun membaca reviewnya. Lalu, apa yang mau ditampilkan lagi setelah jeda panjang selama 14 tahun? Let's see!
Cinta (Dian Sastrowardoyo), Milly (Sissy Priscillia), Karmen (Adinia Wirasti), dan Maura (Titi Kamal)
mengadakan reuni setelah lama tak bertemu dan kali ini mereka berencana
untuk liburan ke Jogja. Ternyata di Jogja, Cinta malah bertemu dengan Rangga (Nicholas Saputra) setelah berpisah sekian lama. Akankah pertemuan tersebut menjadi kesempatan mereka untuk bersatu kembali setelah berpisah selama puluhan purnama?
Rentang waktu 14 tahun telah berlalu sejak AADC dibuat dan itu bukanlah waktu yang singkat, namun AADC 2 seperti tahu betul bagaimana menjawab segala pertanyaan kita selama ini tentang kejadian apa saja yang terjadi selama rentang waktu tersebut dalam rangkuman 'kotak kardus' berisi tumpukan surat, foto dan kenangan masa lalu serta juga obrolan-obrolan antar karakternya. Dan seperti ingin mengingatkan kita bahwa ini adalah sekuel, maka beberapa adegan dibuat sengaja mirip dengan pendahulunya yang mengantarkan kita pada nostalgia di AADC seperti ketika Cinta kebingungan untuk memilih jenis lipstik yang akan dipakainya ketika bertemu Rangga atau ketika Geng Cinta sengaja menyanyikan lagu Kesepian Kita milik Pas Band feat Tere. Ya, AADC 2 ibarat sebuah nostalgia yang indah yang mampu menghantarkan berbagai perasaan yang berkecamuk menjadi satu.
Mengambil setting di Jogja yang notabene memiliki banyak tempat-tempat
bagus dan berseni memang pilihan tepat (dan saya yakin tempat-tempat
yang dijadikan lokasi syuting AADC 2 ini akan jadi terkenal atau semakin
terkenal setelah ini). ~Ah, saya jadi ingin ke Jogja lagi~ . Riri Riza dan Mira Lesmana tahu betul dimana spot-spot yang
bagus dan mendukung jalan cerita. Kita seperti ikut serta dalam
perjalanan semalaman bersama Rangga dan Cinta mengitari kota Jogja.
Obrolan demi obrolan antara Rangga dan Cinta mengalir begitu apa adanya,
sesekali terlihat serius namun tak jarang hanya berisi ngalor-ngidul
tak jelas. Pertanyaan basa-basi dan klise pun tak luput muncul dalam
obrolan mereka. Jelas hal itu bukan hal yang aneh, mengingat mereka
telah berpisah selama puluhan purnama. Obrolan tersebut tak jarang juga
disisipi dengan pertengkaran kecil, namun seketika mereka bisa berdamai
kembali walau akhirnya harus bertengkar lagi hanya karena hal sepele.
Lucu sekaligus menghibur melihat hal tersebut. Pun menyenangkan melihat kesan canggung antar keduanya seperti Cinta yang
malu-malu dan suka senyum-senyum sendiri atau Rangga yang sering bingung dan
kehabisan kata-kata ketika berhadapan dengan Cinta. Dan semuanya dikemas
dengan sederhana, alami tanpa harus didramatisir dan
dipaksakan. Momen-momen sederhana tersebut begitu berkesan. Kita pun
ikut larut kedalamnya. Dan siap-siap saja merasakan baper (terpaksa meminjam istilah masa kini
yang sedang tren :) ) karena saya juga jadi ikutan sedikit baper :D.
Puisi masih tetap menjadi salah satu hal yang ditampilkan di sekuelnya ini, namun sayangnya puisi-puisi tersebut tak begitu berkesan seperti sebelumnya. Begitu juga dengan backsound yang kurang nampol di telinga. And.. Unfortunately, endingnya malah terkesan anti klimaks. Padahal saya berharap kisah ini akan berakhir di Jogja saja yang notabene telah menghadirkan penutup yang sangat bagus dan penuh emosi. Tetapi cerita setelah itu malah jadi flat. Sayang sekali tidak berani menyuguhkan ending yang kontroversial. Ya, bisa-bisa Mira Lesmana dan Riri Riza dihujat penonton dan fans AADC jika membuat ending yang saya maksud kontroversial tersebut (if you know what I mean). Padahal jika dibuat seperti itu, malah jadi realistis. Tapi penonton Indonesia tidak akan menyukai akhir kisah yang seperti itu. Tapi ya sudahlah, toh everyone wanna get a happy ending story, right? Orang-orang nonton ke bioskop untuk terhibur, bukan ngedumel atau marah-marah setelah film berakhir, benar bukan?
Well, sebagai sekuel, AADC 2 sedikit banyak telah mampu memenuhi ekspektasi kebanyakan orang dan tahu cara membuat penontonnya yang tadinya dipenuhi kecemasan dan ketakutan, menjadi sumringah dan tersenyum bahagia. Sebuah ajang nostalgia yang sekaligus menjawab pertanyaan yang mungkin selama ini terpendam di benak kita. Oh ya, seseorang malah berkata pada saya bahwa AADC 2 sebenarnya nggak baik karena mengajarkan balikan ke mantan. Hmm.. Sepertinya seseorang tersebut perlu di ajak balikan, nih!~
Puisi masih tetap menjadi salah satu hal yang ditampilkan di sekuelnya ini, namun sayangnya puisi-puisi tersebut tak begitu berkesan seperti sebelumnya. Begitu juga dengan backsound yang kurang nampol di telinga. And.. Unfortunately, endingnya malah terkesan anti klimaks. Padahal saya berharap kisah ini akan berakhir di Jogja saja yang notabene telah menghadirkan penutup yang sangat bagus dan penuh emosi. Tetapi cerita setelah itu malah jadi flat. Sayang sekali tidak berani menyuguhkan ending yang kontroversial. Ya, bisa-bisa Mira Lesmana dan Riri Riza dihujat penonton dan fans AADC jika membuat ending yang saya maksud kontroversial tersebut (if you know what I mean). Padahal jika dibuat seperti itu, malah jadi realistis. Tapi penonton Indonesia tidak akan menyukai akhir kisah yang seperti itu. Tapi ya sudahlah, toh everyone wanna get a happy ending story, right? Orang-orang nonton ke bioskop untuk terhibur, bukan ngedumel atau marah-marah setelah film berakhir, benar bukan?
Well, sebagai sekuel, AADC 2 sedikit banyak telah mampu memenuhi ekspektasi kebanyakan orang dan tahu cara membuat penontonnya yang tadinya dipenuhi kecemasan dan ketakutan, menjadi sumringah dan tersenyum bahagia. Sebuah ajang nostalgia yang sekaligus menjawab pertanyaan yang mungkin selama ini terpendam di benak kita. Oh ya, seseorang malah berkata pada saya bahwa AADC 2 sebenarnya nggak baik karena mengajarkan balikan ke mantan. Hmm.. Sepertinya seseorang tersebut perlu di ajak balikan, nih!~
Title: Ada Apa Dengan Cinta 2 | Genre: Romance, Drama, Comedy | Director: Riri Riza | Producer: Mira Lesmana | Writer: Riri Riza, Prima Rusdi | Release Date: 28 April | Running Time: 123 Minutes | Country: Indonesia | Language: Bahasa | Location: Jakarta, Yogyakarta, New York City | Cast: Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Adinia Wirasti, Sissy Priscillia, Titi Kamal, Dennis Adhiswara, Ario Bayu, Christian Sugiono, Dimi Cindyastira | IMDb
2 comments:
Ga ada yg komen di film yg notabene banyak pisan penontonnya..?
Damn, ini aneh..
Ane sendiri sebenernya ga suka sama ini film karena Alyanya ga ada, bahkan karakter Alya yg ngemong & bijak pun ga diwariskan ke tunangannya Cinta, dan ternyata si Cintanya tuh cecunguk pengecut yg selingkuh di belakang tunangannya, dan Rangganya sendiri juga gitu, penjahat pencuri tunangan orang..
Ga ada dialog apapun antara Cinta sama si tunangannya, saking rendahnya level karakter si tunangan itu ane pun lupa namanya siapa..
Sebentar ane liat ke atas dulu..
- 1 menit berlalu -
Oh iya, Trian..
Wanita sekaliber Cinta, yg pernah menolak Bonne Demi Rangga, dapet tunangan yg 11-12 kayak Bonne.?!
What the fvck did the writer think we are..?
Minimal, Cinta tunangan sama orang yg 11-12 dg Rangga dong harusnya, supaya konflik batinnya lebih keras, pertimbangan mentalnya lebih sadis..
Target marginnya kan bukan teenager, kenapa bikin karakter yg satu dimensi..?
Bukan berarti young adult ga boleh one dimensional, tapi ini tuh tunangannya Cinta..
Apa mungkin terlalu susah bikin karakter Alya versi cowok..?
Saya kan nggak terkenal jadi mah nggak ada yang komen :'(
Nah, makanya anda diwajibkan komen biar jadi terkenal dikit blog ini XD
I couldn't agree more with you!!
Si tunangan Cinta itu dibuat cuma sebagai karakter sambil lalu doang yang nyetor muka doang buat dibandingin sama tampangnya si Rangga.
Kalau ikut logika, sih, Cinta jelas harus milih tunangannya. Tapi jelas penonton akan kecewa berat. Trus pundi-pundi uang nggak akan mengalir. Jadi versi yang sekarang ini udah paling pas. Penonton senang, yang buat film plus kronco-kronconya juga senang.
Kalau si masbro nggak senang, nonton fluxc*p aja, noh!! :D :D :P P
Post a Comment