Like Crazy (2011)
Warning: Contain Spoiler!
Anna Gardner (Felicity Jones) dan Jacob Helm (Anton Yelchin) jatuh cinta ketika mereka kuliah di L.A. University. Namun, Anna yang berkebangsaan Inggris memutuskan tinggal dan melanggar visa pelajarnya dari pada kembali ke Inggris ketika lulus. Oleh karena itu dia tidak diperkenankan kembali ke Amerika. Disaat harus berurusan dengan pihak imigrasi, Anna dan Jacob juga harus memutuskan nasib hubungan mereka; apakah mereka mampu menjalani hubungan jarak jauh dengan segala konsekuensinya.
This movie.. hmm.. I ask some person about what movie should I have to watch when broke up and broken heart, then someone recommended it. Actually, I broke up a few weeks ago though we're back again. But it's just different now and complicated. Ah, sorry if I have to tell this stupid thing. In short, I just watch it now, in perfect timing. Honestly, I get the similar relationship like Jacob and Anna right now with my boyfriend. What Jacob and Anna feel, I really know how it feels. Saya merasa benar-benar berada di sisi kedua karakter utamanya. Merasakan apa yang merasa rasakan, menjalin hubungan jarak jauh bukanlah hal yang mudah dan tentu saja mempunyai banyak aral melintang dan pastinya sangat melelahkan. Ya, melelahkan! Baik secara fisik maupun mental.
Hal tersebutlah yang dikupas dalam film berdurasi 90 menit ini. Alur ceritanya sendiri sebenarnya memang sederhana, hanya tentang hubungan dua insan yang sedang dimabuk cinta namun terpaksa harus menjalin Long Distance Relationship (LDR). Namun, tak seperti kisah dalam film-film romantis mainstream ala Hollywood lainnya, Like Crazy disajikan berbeda; terlihat lebih real dan 'gila'. Cinta yang digambarkan dalam film ini memang 'gila' seperti judulnya, Like Crazy. Segila apa? Lihat saja proses pertemuan antara Anna dan Jacob yang mungkin terbilang unik, hal yang mungkin sedikit 'gila' yang dilakukan Anna untuk menarik perhatian Jacob hingga hubungan 'gila' keduanya yang terjalin. Hal 'gila' lainnya adalah bahwa Like Crazy sukses bermain dengan emosi penontonnya, mengaduk-aduknya, mencabik-cabiknya hingga nyaris tak berbekas dalam kemasan yang sepi dan hening.
Sepanjang film kita akan melihat bagaimana hubungan Anna dan Jacob yang naik turun karena jarak yang menjadi satu-satunya 'musuh' paling berat dalam hubungan mereka. Putus nyambung pun tak terelakkan lagi. Kita sebagai penonton mungkin merasa capek melihat hubungan mereka berdua. Namun disitulah kita sebagai penonton harus berupaya menempatkan diri kita sendiri di posisi mereka berdua agar merasakan betapa lelahnya menjalin suatu ikatan LDR. Kurangnya komunikasi karena kesibukan masing-masing, menjadi salah satu faktor yang memicu keduanya mencari 'pasangan' baru yang bisa mengisi kekosongan jiwa. Lalu, siapa yang harus disalahkan? Entahlah! Kesabaran dan cinta saja ternyata tidak cukup menjadi jaminan bahwa menjalin hubungan jarak jauh akan sukses. Kepercayaan. Itulah hal terpenting yang harus dimiliki oleh kedua pasangan yang terpisah ruang dan waktu. Namun entah kenapa baik Jacob maupun Anna seperti tak memiliki hal tersebut lagi setelah turun naik hubungan mereka; mungkin juga karena lelah dengan hubungan yang menguras mental dan fisik ini. Ya, saya paham sekali mengapa hal itu bisa terjadi, karena saat ini saya juga berada di posisi yang sama dengan mereka berdua. Terkadang memang sulit menjaga kepercayaan karena jarak yang terhalang. Perasaan cemas, was-was dan khawatir tentu saja ada. Sedang apa dia sekarang? Bersama siapa? Hal-hal semacam itu pasti akan selalu muncul dalam benak setiap pasangan yang menjalin LDR. Dan Like Crazy sukses membuat pasangan yang LDR akan semakin galau.
Di shot dengan indah dengan gaya pengambilan gambar yang dinamis dengan iringan backsound yang tak kalah indahnya, menjadi nilai tambah film indie garapan Drake Doremus ini. Akting ciamik dari Felicity Jones dan Anton Yelchin tentunya menjadi faktor utama kesuksesan film ini. Tak ketinggalan penampilan keren dari Alex Kingston dan Oliver Muirhead sebagai orang tua Anna. Serta penampilan Jennifer Lawrence yang walau hanya sebentar, namun cukup sukses mencuri perhatian. Berbicara soal karakter Samantha yang diperankan Jennifer Lawrence, saya pribadi tidak bisa menyalahkannya. I just imagine if I have to be her, in her position. Dalam hal ini justru saya merasa Jacob-lah yang brengsek. Ketika dia butuh kasih sayang karena jauh dari Anna, dia mendapatkannya dari Sam. Namun ketika mendapatkannya kembali dari Anna, dia justru mencampakkan Sam. Dan itu berulang hingga dua kali. Oh poor Sam!. Karakter Jacob sendiri memang menjadi karakter yang bisa dibilang kurang saya sukai dalam film ini. Kenapa? Hal yang terlintas dalam benak saya adalah dia egois. Kenapa dia tidak mau berkorban demi Anna, orang yang disayanginya? I mean, jelas Anna tidak bisa ke Amerika karena masalah visanya, tapi kenapa Jacob tidak mau mengorbankan pekerjaan dan mencari pekerjaan di Inggris saja? Apa pekerjaannya itu nggak bisa berkembang kalau di Inggris? Apalagi jika dilihat, pekerjaan yang dilakukannya tidaklah begitu 'wah'. Jujur, saya jadi emosi sendiri melihatnya. Apalagi melihat fakta di lapangan bahwa dalam hubungan LDR, memang kebanyakan pihak wanita-lah yang mengalah.
Like Crazy tidak saja menunjukkan bagaimana sebuah pasangan harus menghadapi tantangan sebenarnya dalam menjalin sebuah hubungan baik ketika bersama atau pun ketika berpisah, namun juga menunjukkan bahwa kisah cinta tak selalu penuh keindahan, melainkan juga penuh rasa frustasi, kesedihan, dan ketidakbahagiaan. Namun bagaimana pun hidup terus berjalan, tak bisa diulang kembali apa yang telah terjadi. Dan endingnya.. ya.. mungkin memang seperti itulah yang terjadi. Sebuah ending yang sangat membekas. I like the ending so much though I honestly don't want the ending like that in my real life. Dan endingnya sukses membuat saya terpaku cukup lama, bahkan ketika film ini telah selesai. Ya, saya terdiam membisu dengan pikiran hampa karena efek ending film ini. Suddenly, I wanna call my honey there..
Hal tersebutlah yang dikupas dalam film berdurasi 90 menit ini. Alur ceritanya sendiri sebenarnya memang sederhana, hanya tentang hubungan dua insan yang sedang dimabuk cinta namun terpaksa harus menjalin Long Distance Relationship (LDR). Namun, tak seperti kisah dalam film-film romantis mainstream ala Hollywood lainnya, Like Crazy disajikan berbeda; terlihat lebih real dan 'gila'. Cinta yang digambarkan dalam film ini memang 'gila' seperti judulnya, Like Crazy. Segila apa? Lihat saja proses pertemuan antara Anna dan Jacob yang mungkin terbilang unik, hal yang mungkin sedikit 'gila' yang dilakukan Anna untuk menarik perhatian Jacob hingga hubungan 'gila' keduanya yang terjalin. Hal 'gila' lainnya adalah bahwa Like Crazy sukses bermain dengan emosi penontonnya, mengaduk-aduknya, mencabik-cabiknya hingga nyaris tak berbekas dalam kemasan yang sepi dan hening.
Sepanjang film kita akan melihat bagaimana hubungan Anna dan Jacob yang naik turun karena jarak yang menjadi satu-satunya 'musuh' paling berat dalam hubungan mereka. Putus nyambung pun tak terelakkan lagi. Kita sebagai penonton mungkin merasa capek melihat hubungan mereka berdua. Namun disitulah kita sebagai penonton harus berupaya menempatkan diri kita sendiri di posisi mereka berdua agar merasakan betapa lelahnya menjalin suatu ikatan LDR. Kurangnya komunikasi karena kesibukan masing-masing, menjadi salah satu faktor yang memicu keduanya mencari 'pasangan' baru yang bisa mengisi kekosongan jiwa. Lalu, siapa yang harus disalahkan? Entahlah! Kesabaran dan cinta saja ternyata tidak cukup menjadi jaminan bahwa menjalin hubungan jarak jauh akan sukses. Kepercayaan. Itulah hal terpenting yang harus dimiliki oleh kedua pasangan yang terpisah ruang dan waktu. Namun entah kenapa baik Jacob maupun Anna seperti tak memiliki hal tersebut lagi setelah turun naik hubungan mereka; mungkin juga karena lelah dengan hubungan yang menguras mental dan fisik ini. Ya, saya paham sekali mengapa hal itu bisa terjadi, karena saat ini saya juga berada di posisi yang sama dengan mereka berdua. Terkadang memang sulit menjaga kepercayaan karena jarak yang terhalang. Perasaan cemas, was-was dan khawatir tentu saja ada. Sedang apa dia sekarang? Bersama siapa? Hal-hal semacam itu pasti akan selalu muncul dalam benak setiap pasangan yang menjalin LDR. Dan Like Crazy sukses membuat pasangan yang LDR akan semakin galau.
Di shot dengan indah dengan gaya pengambilan gambar yang dinamis dengan iringan backsound yang tak kalah indahnya, menjadi nilai tambah film indie garapan Drake Doremus ini. Akting ciamik dari Felicity Jones dan Anton Yelchin tentunya menjadi faktor utama kesuksesan film ini. Tak ketinggalan penampilan keren dari Alex Kingston dan Oliver Muirhead sebagai orang tua Anna. Serta penampilan Jennifer Lawrence yang walau hanya sebentar, namun cukup sukses mencuri perhatian. Berbicara soal karakter Samantha yang diperankan Jennifer Lawrence, saya pribadi tidak bisa menyalahkannya. I just imagine if I have to be her, in her position. Dalam hal ini justru saya merasa Jacob-lah yang brengsek. Ketika dia butuh kasih sayang karena jauh dari Anna, dia mendapatkannya dari Sam. Namun ketika mendapatkannya kembali dari Anna, dia justru mencampakkan Sam. Dan itu berulang hingga dua kali. Oh poor Sam!. Karakter Jacob sendiri memang menjadi karakter yang bisa dibilang kurang saya sukai dalam film ini. Kenapa? Hal yang terlintas dalam benak saya adalah dia egois. Kenapa dia tidak mau berkorban demi Anna, orang yang disayanginya? I mean, jelas Anna tidak bisa ke Amerika karena masalah visanya, tapi kenapa Jacob tidak mau mengorbankan pekerjaan dan mencari pekerjaan di Inggris saja? Apa pekerjaannya itu nggak bisa berkembang kalau di Inggris? Apalagi jika dilihat, pekerjaan yang dilakukannya tidaklah begitu 'wah'. Jujur, saya jadi emosi sendiri melihatnya. Apalagi melihat fakta di lapangan bahwa dalam hubungan LDR, memang kebanyakan pihak wanita-lah yang mengalah.
Like Crazy tidak saja menunjukkan bagaimana sebuah pasangan harus menghadapi tantangan sebenarnya dalam menjalin sebuah hubungan baik ketika bersama atau pun ketika berpisah, namun juga menunjukkan bahwa kisah cinta tak selalu penuh keindahan, melainkan juga penuh rasa frustasi, kesedihan, dan ketidakbahagiaan. Namun bagaimana pun hidup terus berjalan, tak bisa diulang kembali apa yang telah terjadi. Dan endingnya.. ya.. mungkin memang seperti itulah yang terjadi. Sebuah ending yang sangat membekas. I like the ending so much though I honestly don't want the ending like that in my real life. Dan endingnya sukses membuat saya terpaku cukup lama, bahkan ketika film ini telah selesai. Ya, saya terdiam membisu dengan pikiran hampa karena efek ending film ini. Suddenly, I wanna call my honey there..
Title: Like Crazy | Genre: Drama, Romance | Director: Drake Doremus | Music: Dustin O'Halloran | Release dates: January 22, 2011 (Sundance), October 28, 2011 (USA) | Running time: 90 minutes | Country: United States | Language: English | Cast: Anton Yelchin, Felicity Jones, Jennifer Lawrence, Alex Kingston, Oliver Muirhead | IMDb | Rotten Tomatoes