My Stupid Boss (2016)
Boss Tidak Pernah Salah. Boss Selalu Benar.
"Impossible, we do.
Miracle, we try"
- Bossman -
Diana (Bunga Citra Lestari), ikut suaminya, Dika (Alex Abbad) menetap di Kuala Lumpur. Tidak seperti suaminya yang bisa bekerja hanya dari rumah saja, Diana memutuskan untuk kembali bekerja setelah tiga bulan menganggur. Perusahaan barunya tersebut dipimpin oleh teman dekat Dika saat kuliah di Amerika Serikat dan merupakan orang Indonesia juga. Namun ternyata keputusan Diana untuk bekerja di perusahaan bidang manufaktur tersebut bagaikan mimpi buruk. Perusahaan tersebut tidak memiliki sistem dan aturan yang jelas. Dan penyebabnya tak lain adalah boss mereka sendiri, Bossman (Reza Rahadian). Belum lagi Bossman merasa selalu benar, tidak pernah salah dalam hal apapun. Dan apapun yang diinginkannya harus bisa terpenuhi. Prinsipnya, Impossible We Do, Miracle We Try. Seringkali Diana terjebak dalam situasi yang memaksanya harus bertahan dengan kelakuan bossnya tersebut. Kesabarannya pun diuji habis-habisan. Hari-hari Diana di kantor bagaikan di neraka.
Cerita My Stupid Boss berdasarkan kisah nyata curhatan seorang karyawati tentang bossnya di sebuah blog Chaos@work yang kemudian dijadikan novel. Dan seperti novelnya, film ini pun hanya fokus pada keseharian Bossman dengan karyawannya. Tak ada konflik yang berarti sama sekali, hanya seputar kekesalan Diana pada sang boss yang absurd dan nyeleneh, dimana dia terpaksa harus stuck dalam hubungan kerja yang chaos setiap saat. Bahkan, setting filmnya pun terbatas dan lebih dominan di kantor yang sempit dan tertutup yang menimbulkan kesan bahwa para karyawannya merasa tertekan dengan perlakuan sang boss. Sebagai penulis naskah dan sutradara, Upi telah berhasil meramu My Stupid Boss dengan santai, segar, lepas, dan tentu saja mengundang tawa sehingga film ini menjadi sajian full komedi yang menghibur. Baru kali ini saya menonton di bioskop bisa tertawa terbahak-bahak seperti ini. Tentunya karena saya ingat kelakuan boss saya sendiri. Untuk urusan komedinya, film ini memang menang walau beberapa leluconnya monoton dan seringkali diulang-ulang terus, tetapi untuk urusan cerita malah biasa saja. Banyak adegan yang terasa repetitif. Jika film ini dibuat dalam bentuk sitkom pasti amat bagus. Namun, mengingat ini dibuat dalam film, maka eksekusi yang tadinya bagus di awal malah terasa sedikit membosankan di pertengahan dan kemudian diakhiri dengan terburu-buru. Sahabat saya bahkan sampai bertanya seperti ini: "Sebenarnya apa, sih inti ceritanya?" Wah, wah.. Sebegitu burukkah jalan ceritanya? Tidak, sih! Hanya saja cerita di akhir dan karakter Bossman yang tiba-tiba berubah di akhir cerita tersebut terkesan terlalu dipaksakan. Walau, toh akhirnya Upi kembali ke jalan yang benar untuk mengakhiri film ini dengan mengembalikan lagi karakter Bossman yang asli dan membuat penonton bisa sedikit tersenyum lagi.
Kali ini Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari (BCL) kembali dipersatukan setelah sebelumnya pernah bermain bersama dalam Habibie dan Ainun (2012). Penampilan Reza jelas juara. Ekspresi dan gesture yang dihasilkannya saja sudah mampu membuat ketawa, apalagi melihatnya dalam penampilan yang sangat berbeda; berkumis, perut buncit, kepala nyaris botak, konyol, dan ucapannya seringkali tak jelas dengan logat Jawa yang kental. Reza, you have to play in comedy again! Bahkan kali ini dia jauh lebih konyol dan lucu dibanding di Kapan Kawin?. BCL bermain cukup bagus sebagai Diana alias Kerani. Mungkin benar adanya jika diarahkan dengan sutradara yang bagus dan lawan main yang bagus juga, maka besar kemungkinan pemain yang tadinya biasa saja bisa bermain dengan bagus juga. Setidaknya saya lupa bahwa selama ini akting BCL biasa-biasa saja setelah melihatnya bermain di film ini. Film ini juga didukung oleh para pemain dari Malaysia seperti Bront Palarae sebagai Adrian yang selalu menggoda Norahsikin yang diperankan oleh Atikah Suhaime, Iskandar Zulkarnain sebagai Azhari yang selalu berzikir dengan tasbih, dan Chew Kinwah sebagai Mr. Kho yang tukang tidur. Bront Palarae sebelumnya pernah bermain dalam serial Halfworlds sehingga cukup familiar wajahnya. Chew Kinwah yang memerankan karakter Mr. Kho yang paling mencuri perhatian dengan ekspresi datarnya yang selalu kebingungan. Deretan departemen aktingnya merupakan kesatuan yang solid, sehingga mampu menghidupkan film ini dengan sangat baik. Selain itu, film ini juga memanjakan penontonnya dengan tampilan visualnya yang eye catching dan menarik. Setting, properti, kostum dan make-upnya pun sangat bagus dan pas (sedikit mengingatkan saya pada film favorit saya, Amelie). Saya sangat suka dengan setting rumah Diana~. Poin plus lainnya adalah hadirnya lagu-lagu legendaris Malaysia seperti Gerimis Mengundang dan Cindai.
Kali ini Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari (BCL) kembali dipersatukan setelah sebelumnya pernah bermain bersama dalam Habibie dan Ainun (2012). Penampilan Reza jelas juara. Ekspresi dan gesture yang dihasilkannya saja sudah mampu membuat ketawa, apalagi melihatnya dalam penampilan yang sangat berbeda; berkumis, perut buncit, kepala nyaris botak, konyol, dan ucapannya seringkali tak jelas dengan logat Jawa yang kental. Reza, you have to play in comedy again! Bahkan kali ini dia jauh lebih konyol dan lucu dibanding di Kapan Kawin?. BCL bermain cukup bagus sebagai Diana alias Kerani. Mungkin benar adanya jika diarahkan dengan sutradara yang bagus dan lawan main yang bagus juga, maka besar kemungkinan pemain yang tadinya biasa saja bisa bermain dengan bagus juga. Setidaknya saya lupa bahwa selama ini akting BCL biasa-biasa saja setelah melihatnya bermain di film ini. Film ini juga didukung oleh para pemain dari Malaysia seperti Bront Palarae sebagai Adrian yang selalu menggoda Norahsikin yang diperankan oleh Atikah Suhaime, Iskandar Zulkarnain sebagai Azhari yang selalu berzikir dengan tasbih, dan Chew Kinwah sebagai Mr. Kho yang tukang tidur. Bront Palarae sebelumnya pernah bermain dalam serial Halfworlds sehingga cukup familiar wajahnya. Chew Kinwah yang memerankan karakter Mr. Kho yang paling mencuri perhatian dengan ekspresi datarnya yang selalu kebingungan. Deretan departemen aktingnya merupakan kesatuan yang solid, sehingga mampu menghidupkan film ini dengan sangat baik. Selain itu, film ini juga memanjakan penontonnya dengan tampilan visualnya yang eye catching dan menarik. Setting, properti, kostum dan make-upnya pun sangat bagus dan pas (sedikit mengingatkan saya pada film favorit saya, Amelie). Saya sangat suka dengan setting rumah Diana~. Poin plus lainnya adalah hadirnya lagu-lagu legendaris Malaysia seperti Gerimis Mengundang dan Cindai.
Jika anda benar-benar ingin melepaskan penat dan mencari film komedi yang benar-benar lucu, film ini sangat saya rekomendasikan. Tetapi jika anda ingin mencari film komedi dengan cerita yang bermutu, sepertinya anda harus mencari film lain.
Title: My Stupid Boss | Genre: Comedy | Director: Upi Avianto | Music: Aghi | Based on: My Stupid Boss by Chaos@work | Release Date: 19 May 2016 | Duration: 108 minute | Country: Indonesia, Malaysia | Language: Bahasa, Melayu | Cast: Bunga Citra Lestari, Reza Rahadian, Alex Abbad, Chew Kinwah, Bront Palarae, Atikah Suhaime, Iskandar Zulkarnain, Melissa Karim | IMDb