September 02, 2016

Love's Whirlpool | Ai no Uzu (2014)


Love's Whirlpool (2014)

When anonymous men and women pay to enter an anonymous sex club.




Warning:  
18+
Contain Nudity and Sex!!!





Mulai tengah malam hingga pukul 5 pagi, beberapa orang berkumpul di sebuah apartement elite di kawasan Roppongi. Mereka tidak saling kenal dan baru bertemu pertama kalinya. Di tempat tersebut, mereka melakukan aktivitas seksual tanpa dasar cinta.

Tema tentang seks menjadi sesuatu yang booming belakangan ini dalam sebuah film, terutama film-film Asia. Entah karena kehabisan ide untuk membuat film bagus (tanpa seks) atau memang tema erotis menjadi suatu nilai jual yang laris saat ini? Tak terkecuali film arahan Daisuke Miura ini. Film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama "Ai no Uzu" karangan Daisuke Miura ini memang sebuah film bertema erotis tentang pesta seks klub swinger yaitu sebuah klub yang beranggotakan beberapa orang yang berkumpul bersama untuk melakukan hubungan seks beramai-ramai. Tiap orang dapat memilih pasangan yang dikehendaki dan dapat bertukar pasangan kapan pun. Mungkin buat sebagian orang, merasa aneh dengan keberadaan klub seks seperti ini. Tapi di Jepang tak ada yang aneh. Bahkan mungkin jika klub seks semacam ini belum ada, saya yakin akan ada nantinya. Klub seks swinger tersebut memiliki aturan-aturan yang harus ditaati oleh anggotanya seperti: wajib mandi sebelum dan sesudah melakukan aktivitas seksual, wajib menggunakan kondom, pria harus menghormati keinginan wanita sehingga wanita berhak menolak jika tidak ingin melakukan seks dengan pria tertentu dan waktu untuk melakukan seks hanya dari pukul 12 tengah malam hingga pukul 5 pagi. Dan ketika meninggalkan apartemen di pagi harinya, pria dan wanita harus keluar secara terpisah untuk menghindari terjadinya stalking

Tak sekedar menjual tubuh para pemainnya, film ini masih mempunyai jalan cerita yang lumayan menarik. Bersetting hampir 99% hanya di sebuah apartemen, tidak membuat film ini serta merta menjadi membosankan. Justru dialog-dialognya cukup menghibur; lucu dengan banyak sisipan jokes-jokes vulgar. Pace yang lambat di awal dengan rentang waktu 123 menit memang terasa lama untuk film bergenre seperti ini, terutama jika memang tujuan menonton film ini bukan untuk melihat adegan softcorenya. Tapi tenang, semua terselamatkan berkat dialog-dialognya yang segar, lucu dan terkadang absurd. Dialog-dialog 'nakal' yang tercipta antar anggota klub seks ini menjadi bagian yang lebih menarik ketimbang sex scene-nya sendiri. Salah satu dialog yang lucu sekaligus menggelitik adalah tentang fantasi seks karakter Guru TK yang membayangkan melakukan seks dengan salah satu siswanya. Lewat percakapan yang terjadi antar karakter, kita bisa melihat bahwa di tempat inilah karakter asli mereka terungkap. Miura tanpa ragu menelanjangi semua karakter yang ada dalam film ini sebelum kita tahu apapun tentang mereka yang sebenarnya, hingga kemudian kita mungkin akan tercengang kaget begitu mengetahui mereka memakai 'topeng' dalam kehidupan normal mereka sehari-hari. Begitulah, kenyataan memang pahit, sehingga terkadang seseorang harus berpura-pura menjadi orang lain demi survive dalam kehidupan yang keras ini. Keberadaan klub swinger seperti ini seperti menjadi suatu tempat pelarian bagi mereka dari sesaknya kehidupan normal yang dijalani, terlebih karena mereka bisa menjadi diri mereka sendiri. Sayangnya, karakter yang ada kurang digali lebih dalam lagi oleh Miura. Padahal beberapa karakternya cukup menarik untuk dibahas lebih lanjut. 

Mugi Kadowaki - sebagai pendatang baru kala itu - mendapat respon positif untuk karakternya sebagai mahasiswi dalam film ini. Namun, saya menyayangkan kenapa dia harus bersinar karena membintangi film bergenre erotis seperti ini. Sosuke Ikematsu yang berperan sebagai NEET (Not in Education, Employment or Training) juga bersinar aktingnya kala itu dengan banyaknya film dan dorama yang dibintanginya. Salah satu aktingnya yang berkesan adalah sebagai Shingai Kazuhiko di dorama Mozu. Lewat film ini, Ikematsu membuktikan bahwa dia juga bisa memerankan karakter NEET dengan baik. Tapi bagi saya, justru kedua karakter sentral dalam film ini terlihat biasa saja. Yang justru mencuri perhatian saya adalah karakter-karakter pendukungnya yang dimainkan dengan bagus oleh para aktornya. Hirofumi Arai, tak usah diragukan lagi kemampuan aktingnya walaupun selalu menjadi supporting roles. Begitu pun dengan Kenichi Takito, Tetsushi Tanaka dan Yosuke Kubozuka. Khusus Yosuke Kubozuka, saya menyayangkan karirnya yang meredup dan hanya mendapat peran-peran kecil, padahal aktingnya bagus, seperti dalam dorama Ikebukuro West Gate Park dan Great Teacher Onizuka (1998) yang membuatnya dikenal publik. 

Well, bagaimana pun Love's Whirlpool cukup menarik untuk di tonton karena meskipun disajikan dengan embel-embel erotisisme, film ini juga memaparkan banyak hal lain yang tak sekedar seks belaka.





Title: Love's Whirlpool | Original Title: Ai no Uzu (愛の渦) | Based on novel Ai no Uzu by Daisuke Miura | Genre: Drama, Romance, Erotic | Director: Daisuke Miura | Cinematographer: Shin Hayasaka | Release date: March 1, 2014 | Running time: 123 minutes | Country: Japan | Language: Japanese | Cast: Sosuke Ikematsu, Mugi Kadowaki, Kenichi Takito, Eriko Nakamura, Hirofumi Arai, Yoko Mitsuya, Ryusuke Komakine, Muck Akazawa, Tokio Emoto, Yosuke Kubozuka, Tetsushi Tanaka | IMDb







1 comment:

beritajowo.com said...

beritajowo.com adalah web berita harian terkini dan budaya lokal, merupakan situs berita online yang berisi mengenai berita terbaru hari ini dari peristiwa, kecelakaan, kriminal, hukum, berita unik, Politik, dan liputan khusus di Indonesia dan Internasional.

beritajowo.com Saluran Informasi Akurat Terkini Terpercaya, Berita Politik, Ekonomi, Bisnis, Pendidikan, Olahraga, Jateng, Jabar, Jatim dan Berita DIY.

Translate

Waiting Lists

Sur mes lèvres.jpg Dark, brown-tinted and horror-themed image of a man in an asbestos-removal suit (to the right side of the poster), with an image of a chair (in the middle of the image) and an image of a large castle-like building at the top of the image. The text "Session 9" is emboldened in white text in the middle of the image, and near the bottom of the image is written, "Fear is a place." Lisbeth Salander with Mikael Blomkvist The Girl Who Played with Fire.jpg Page turner.jpg Le trou becker poster3.jpg Nightwatch-1994-poster.jpg Headhunter poster.jpg On the Job Philippine theatrical poster.jpg The Song of Sparrows, 2008 film.jpg The-vanishing-1988-poster.jpg Three Monkeys VideoCover.png