The Color of Paradise (1999)
[Rang-e khoda]
The Color of Paradise (1999)
Drama | Family
Director : Majid Majidi
Release date(s) : February 9, 1999
Running time : 90 min
Country : Iran
Starring :
Hossein Mahjoub
Mohsen Ramezani
Salameh Feyzi
Farahnaz Safari
Mohsen Ramezani
Salameh Feyzi
Farahnaz Safari
Setelah sukses dengan Children of Heaven di tahun 1997, dua tahun kemudian Majid Majidi menggebrak lagi dengan film The Color of Paradise. Kali ini pun temanya masih tentang keluarga dan anak-anak tetap sebagai pemain utama. Film ini mengisahkan tentang Mohammad, seorang anak laki-laki buta yang di jemput ayahnya saat hari terakhir sekolah di sekolah khusus anak-anak berkebutuhan khusus. Mohammad dibawa ayahnya ke desa tempat neneknya, dimana disana juga ada dua saudarinya, untuk menghabiskan liburan sekolah selama tiga bulan. Neneknya sangat menyayangi Mohammad dan memasukkannya ke sekolah di desa tersebut. Tapi ayahnya merasa malu dan lelah menjaga Mohammad terus. Dia sendiri berencana untuk menikah lagi setelah ditinggal istrinya selama lima tahun. Mohammad pun di kirim ke tukang kayu yang buta supaya mandiri.
Majid Majidi selalu bisa menampilkan sisi berbeda di tiap filmnya. Kesederhanaan tak pernah lepas dari filmnya yang sungguh mampu menggugah sisi terdalam setiap orang yang menontonnya. Begitu pun dengan film ini yang sukses membuat speechless. Bukan hanya karena jajaran akting para pemainnya yang luar biasa, tapi juga scene-scene yang tidak biasa yang tidak akan pernah ditemui di film-film sekelas hollywood.
Mohsen Ramezani yang berperan sebagai Mohammad patut diacungin jempol untuk aktingnya yang memukau. Dan sebagai informasi, Mohsen benar-benar buta, jadi bisa dibayangkan sungguh hebat arahan dari sang sutradara padanya agar membuat sosok Mohammad terkesan natural apa adanya. Interaksi yang dilakukan Mohsen dengan pemain lain, seperti pemeran ayah dan neneknya pun terlihat bukan seperti akting. Itulah salah satu keunggulan film Iran yang mampu membuat para pemainnya bermain natural.
Adegan tiap adegan yang ditampilkan memiliki arti tersendiri dan digambarkan dengan simbol-simbol tanpa banyak bicara. Seperti adegan jari Mohammad yang selalu bergerak mengikuti suara-suara alam yang didengarnya. Indah dan membuat kita jadi takjub akan kebesaran Tuhan. Jangan bayangkan tentang dunia moderen saat ini, karena memang setting film ini di pedesaan yang menampilkan keindahan alam yang sejujurnya kadang membuat kita rindu akan hal seperti itu ditengah sumpeknya kehidupan kota. Intinya, kesederhanaan ditampilkan dengan sedemikian indah oleh sang sutradara.
Walau mungkin tidak menangis menonton film ini, tapi minimal mata pasti berkaca-kaca menyaksikan adegan yang ada di film ini. Tidak ada yang benar atau yang salah di film ini seperti film superhero. Terutama jika kita menempatkan diri kita di posisi masing-masing karakter yang ada. So elegant! Akhirnya, film ini akan menjadi film yang susah untuk dilupakan dalam sekejab because it's so simple!
Mohammad:
Nobody loves me because I'm blind.
Our teacher says that God loves the blind more because they can't see. But I told him if it was so, He would not make us blind so that we can't see Him. He answered "God is not visible. He is everywhere. You can feel Him. You see Him through your fingertips." / Now I reach out everywhere for God till the day my hands touch Him and tell Him everything, even all the secrets in my heart.
Our teacher says that God loves the blind more because they can't see. But I told him if it was so, He would not make us blind so that we can't see Him. He answered "God is not visible. He is everywhere. You can feel Him. You see Him through your fingertips." / Now I reach out everywhere for God till the day my hands touch Him and tell Him everything, even all the secrets in my heart.
2 comments:
film fav saya!!
Nggak sampe nangis kan nontonnya?? :D
anyway, ini om gwen kan??
Post a Comment