A Girl Walks Home Alone At Night (2014)
Arash (Arash Marandi), seorang pemuda yang sangat bangga bisa membeli mobil dari hasil kerjanya selama 2.191 hari. Namun suatu hari mobilnya tersebut diambil paksa oleh Saeed (Dominic Rains) sebagai pengganti utang ayah Arash yang seorang pecandu narkoba, Hossein (Marshall Manesh). Saeed lalu memamerkan mobil tersebut pada Atti (Mozhan Marno), a lonely prostitute. Tanpa disadari oleh mereka berdua, seorang gadis (Sheila Vand) memperhatikan gerak-gerik mereka dari kejauhan di tengah malam di sebuah kota berhantu yang bernama Bad City tersebut.
A Girl Walks Home Alone
at Night merupakan besutan sutradara Ana Lily Amirpour, seorang perempuan berdarah Amerika-Iran yang dibuat berdasarkan graphic novel dengan judul
yang sama karangan Amirpour sendiri. Mengusung genre bertema vampire yang notabene sudah sangat sering diangkat ke layar kaca, tentulah yang menjadi tanda tanya besar adalah apa yang bisa disajikan lebih oleh film ini sehingga tentunya formula membosankan khas vampire tidak akan terulang lagi? Sebaiknya anda menontonnya sendiri, namun saya bisa memastikan bahwa A Girl Walks Home Alone
at Night mampu keluar dari zona membosankan tersebut dan membuat sesuatu yang baru dan fresh. For your information, I don't really like watching vampire movie actually, but I have no idea why I really enjoy watching this movie. Mungkin salah satunya karena mixture yang ada, vampire Iran dengan budaya Iran dibalut dengan cita rasa western menjadikannya kombinasi unik. Namun jangan salah, ini bukan film produksi Iran (saya sendiri salah duga awalnya) karena semua proses syutingnya sendiri diambil di South California, tepatnya di kota
kecil Taft di Kern County. Namun karena sang sutradara memiliki darah Iran, maka ia ingin menciptakan sebuah sajian horor vampire dengan ciri khas timur tengah, seperti taglinenya “The first Iranian vampire Western”.
Yang membuat film ini semakin menarik dan terasa so much creepy adalah tampilan sinematografinya yang hitam putih, yang juga sukses menggambarkan suasana mencekam dari Bad City, suatu kota fiksi yang nyaris tanpa tanda-tanda kehidupan tersebut. Visual yang ditampilkan begitu indah dan memanjakan mata sehingga saya sangat betah melihatnya walau dalam nuansa hitam putih. Namun dengan alurnya yang bisa dibilang sedikit lambat, bagi sebagian orang akan merasa bosan terutama di paruh waktu kedua. Tapi tenang, semua akan terselamatkan dengan sajian sountracknya yang begitu asik dari Kiosk, Radio Tehran, White Lies, Federale, Farah dimana terjadi perpaduan beragam genre musik seperti electro, pop, rock alternative bahkan folk ala timur tengah. Salah satu lagu yang memorable tentu saja lagu Death milik White Lies di salah satu scene favorit saya dalam film ini.
Penampilan Sheila Vand tentulah yang menjadikan film ini terasa memukau. Lewat karakter misteriusnya yang bahkan nama karakternya pun tidak diketahui, Sheila mampu menghipnotis penonton dengan segala gesture dan mimik yang diciptakannya. Kesan misterius, menakutkan, mengintimidasi bahkan mengancam dengan pembawaan yang sangat tenang benar-benar merasuk perlahan dalam imajinasi kita, menimbulkan sensasi horor nan creepy. Bagaimana tidak, kita bahkan tidak tahu apa motif sebenarnya dari sang vampire wanita misterius ini. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan dilakukannya, siapa yang akan menjadi incaran berikutnya dan apa yang sebenarnya ingin dia capai. Dia bagaikan momok yang sangat menakutkan bagi siapa saja yang pernah melihatnya. Penampilan ciamik lainnya juga ditampilkan oleh para pemain lainnya seperti Arash Marandi, Dominic Rains, Marshall Manesh dan Mozhan Marno yang terkenal berkat film The Stoning of Soraya M. Tak ketinggalan sang sutradara yang juga ingin eksis, Ana Lily Amirpour tampil sebagai cameo dalam film ini, sebagai party girl dengan memakai sebuah topeng.
Yang membuat film ini semakin menarik dan terasa so much creepy adalah tampilan sinematografinya yang hitam putih, yang juga sukses menggambarkan suasana mencekam dari Bad City, suatu kota fiksi yang nyaris tanpa tanda-tanda kehidupan tersebut. Visual yang ditampilkan begitu indah dan memanjakan mata sehingga saya sangat betah melihatnya walau dalam nuansa hitam putih. Namun dengan alurnya yang bisa dibilang sedikit lambat, bagi sebagian orang akan merasa bosan terutama di paruh waktu kedua. Tapi tenang, semua akan terselamatkan dengan sajian sountracknya yang begitu asik dari Kiosk, Radio Tehran, White Lies, Federale, Farah dimana terjadi perpaduan beragam genre musik seperti electro, pop, rock alternative bahkan folk ala timur tengah. Salah satu lagu yang memorable tentu saja lagu Death milik White Lies di salah satu scene favorit saya dalam film ini.
Penampilan Sheila Vand tentulah yang menjadikan film ini terasa memukau. Lewat karakter misteriusnya yang bahkan nama karakternya pun tidak diketahui, Sheila mampu menghipnotis penonton dengan segala gesture dan mimik yang diciptakannya. Kesan misterius, menakutkan, mengintimidasi bahkan mengancam dengan pembawaan yang sangat tenang benar-benar merasuk perlahan dalam imajinasi kita, menimbulkan sensasi horor nan creepy. Bagaimana tidak, kita bahkan tidak tahu apa motif sebenarnya dari sang vampire wanita misterius ini. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan dilakukannya, siapa yang akan menjadi incaran berikutnya dan apa yang sebenarnya ingin dia capai. Dia bagaikan momok yang sangat menakutkan bagi siapa saja yang pernah melihatnya. Penampilan ciamik lainnya juga ditampilkan oleh para pemain lainnya seperti Arash Marandi, Dominic Rains, Marshall Manesh dan Mozhan Marno yang terkenal berkat film The Stoning of Soraya M. Tak ketinggalan sang sutradara yang juga ingin eksis, Ana Lily Amirpour tampil sebagai cameo dalam film ini, sebagai party girl dengan memakai sebuah topeng.
Dengan mengusung kombinasi horor, romance, thriller ala Iran dibalut dengan spaghetti westerns, A Girl Walks Home Alone at Night merupakan sajian fresh tentang vampire - vampire wanita Iran yang cantik dan menyeramkan dengan skateboardnya - dalam atmosfir magis yang menegangkan. Namun begitu, A Girl Walks Home Alone At Night bukanlah film yang bisa dinikmati oleh semua orang. This is the art movie. For anyone who wanna watch something different about vampire genre, you have to watch this movie.
Title: A Girl Walks Home Alone At Night | Genre: Horror,
Romance,
Thriller | Director: Ana Lily Amirpour | Release dates: January 20, 2014 (Sundance), November 21, 2014 (United States) | Country: United States | Language: Persian | Cast: Sheila Vand, Arash Marandi, Marshall Manesh, Dominic Rains | IMDb | Rotten Tomatoes
3 comments:
Halo, gue juga suka banget dengan penggunaan lagu di film ini, terutama dengan lagu Death oleh White Lies. Adegan itu terasa sangat magis.
Anyway, gue dari Review Luthfi yang dari kaskus itu. Linknya udah dipasang yaaa! Salam kenal. Hehe.
-Luthfi
A-haa.. berarti kita seiring sejalan #halah
Okay thanks udah mampir dan komen ya :)
Q juga langsung jatuh cinta sama lagunya White Lies, Death. keren abis.
Tapi tentu pesona utamanya pada sosok The Girl. Meski karakternya vampire, bukannya membuat seram tapi justru menggemaskan, apalagi saat ia mengusili anak kecil yg bawa skateboard. The Girl ini benar-benar bikin efek 'ngangenin', rasanya malah jadi pengen ketemu dan mengenal sosok misteriusnya. haha hay
Post a Comment