Wait Until Dark (1967)
Wait Until Dark (1967)
Crime | Drama | Horror
Director : Terence Young
Release date(s) : October 26, 1967
Running time : 108 minutes
Country : United States
Language : English
Starring :
Setelah menonton The Spiral Staircase, saya merasakan sensasi menegangkan ketika menontonnya dan saya tertarik untuk menonton film lain dengan tema sejenis. Tapi filmnya harus film lawas karena pasti ceritanya orisinil. Akhirnya saya direkomendasikan oleh teman untuk menonton Wait Until Dark. Saya pun menonton film ini dengan ekspektasi yang tinggi.
Tapi tampaknya ekspektasi saya terlalu berlebihan sehingga kesan
menegangkan yang diharapkan tidak begitu berkesan. Untuk plot ceritanya,
saya acungin jempol karena memang bagus dipadu dengan alur cepat. Begitu pun
akting pemainnya, brillian! Terutama siapa lagi kalau bukan sang aktris
utama, Audrey Hepburn yang ternyata mampu memerankan peran seorang
wanita yang buta dengan apik. Pemain lainnya yang mencuri perhatian adalah sang villain sendiri Alan Arkin.
Wait Until Dark bercerita tentang seorang wanita buta bernama Susy Hendrix (Audrey Hepburn), istri dari Sam (Efrem Zimbalist Jr.), seorang fotografer yang dititipi sebuah boneka oleh seorang wanita ketika di bandara. Harry Roat, yang merupakan kenalan wanita yang menitipkan boneka pada Sam, menyuruh Mike Talman (Richard Crenna) dan Carlino (Jack Weston) untuk menemukan boneka yang diisi heroin tersebut di rumah Sam.
Ketika
Sam pergi ke luar kota, Mike berpura-pura menjadi teman Sam. Dibantu
oleh Roat dan Carlino, mereka menipu Susy demi mencari dimana boneka
tersebut berada. Kendati Susy buta, namun ternyata usaha pencarian
boneka tersebut tidaklah mudah. Apalagi Susy dibantu oleh seorang gadis
kecil yang merupakan tetangganya bernama Gloria (Julie Herrod).
Hmm.. di awal saya bilang saya
terlalu berlebihan memberikan ekspektasi pada film ini. Alasannya karena
adegan menegangkan yang saya dapat terlalu sebentar. Ketegangan yang
singkat itu memang merupakan klimaks dari film ini, dimana Susy harus
berhadapan satu lawan satu dengan Roat di ruangan yang gelap. Saya
sarankan, anda sedikit berhati-hati ketika di scene ini karena bakal ada
surprise yang menanti anda, the most memorable scene in the movie, seperti yang anda dapat ketika anda menonton Psycho.
Bahkan scene ini jauh lebih menegangkan dan mungkin bisa membuat anda
berteriak seketika. Tapi sayangnya, saya nggak teriak (Ahh..!!). Yah, memang
salah saya sendiri menontonnya tidak malam hari seperti ketika saya menonton The Spiral Staircase sehingga sensasinya kurang terasa. Tapi, horor dalam film ini memang cukup mencekam tanpa harus menyajikan sosok hantu atau monster.